Jangan Tarkam, Ini Sudah Zaman Berkompetisi di Bidang Ilmu

0
244
Ilustrasi

BOLMONG,DETOTABUAN.COM Tawuran antar kampung (Tarkam) sudah tak zaman lagi di masa sekarang. Meski seiring berjalannya waktu sudah mulai berkurang, namun tindakan tak elok ini masih juga kerap terjadi.

Seperti halnya di dataran Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong,) untuk kesekian kalinya, tarkam klasik antara Desa Pinonobatuan dan Desa Imandi di Kecamatan Dumoga Timur, kembali pecah. Tarkam bermula Selasa malam, dan Rabu (28/8), suasana kembali memanas.

Ya, meski tindakan seperti ini tidak hanya terjadi di dataran Dumoga, banyak juga terjadi di daerah-daerah lain selain Bolmong. Namun, sudah seharusnya kebiasaan buruk seperti ini ditinggalkan.

Dumoga dikenal sebagai daerah lumbung beras di Sulawasi Utara (Sulut), selain itu, banyak juga yang memilih bekerja sebagai penambang. Tak hanya itu, yang lebih menarik lagi, Dumoga dikenal luas dengan daerah barometer kerukunan antar umat beragama, apalagi penghuninya tidak hanya orang Bolmong saja, tetapi dari sejumlah etnis. Gelar inilah yang seharusnya menjadi fokus untuk dipertahankan, dan masyarakatnya juga wajib menjadi contoh bagi daerah lain.

Ivo Mentang Tokoh Pemuda Dumoga mengatakan, Dumoga bukan lagi dalam suasana tahun 80 sampai 90-an. Sekarang sudah banyak pemuda-pemuda dari wilayah Dumoga sudah sampai pada jenjang pendidikan tinggi.

“Mestinya hal tersebut menunjukan tingkat kemajuan. Jika tingkat pendidikan pemuda di dumoga sudah signifikan, tapi konflik antar pemuda seperti tarkam masih sering terjadi, maka ada anomali,” ungkapnya.

Dia menambahkan, jika seperti ini, coba periksa lagi peran tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pendidikan dan tokoh pemuda yang ada. “Jangan-jangan belum benar-benar terhubung dengan kepentingan atau kebutuhan pemuda Dumoga saat ini,” ucapnya.

Tidak hanya itu, Alumni Unrsat Jurusan Ilmu Pemerintahan Tahun 2016 ini menegaskan, pemerintah dan seluruh pihak terkait lainnya harus andil dalam pemulihan situasi tersebut. “Tarkam, miras, penggunaan senjata tajam bukanlah akar masalah dari konflik antar pemuda atau antar kampung di Dumoga. Melainkan itu hanya dampak,” tambahnya.

Menurutnya, jika semua pihak terkait serius, ia optimis Dumoga bisa segera pulih dalam situasi ini. Misalnya kata dia, ada kanal bagi anak muda Dumoga untuk menyalurkan minat, bakat, kesempatan kerja dan pendidikan yang layak.

“Pemulihan situasi Dumoga mungkin bukan sesuatu yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Tapi paling tidak ini bisa menjadi opsi sebagai ikhtiar untuk Dumoga yang lebih maju,” tuturnya.

Sekadar diketahui, dua warga desa masing-masing Imandi dan Pinonobatuan baku hantam belum lama ini. Menurut Camat Dumoga Timur Joutje Tumalun keadaan sudah kondusif. “Saat ini sudah kondusif dan kita rencana akan melakukan pertemuan antara dua desa itu dan akan mediasi untuk perdamaian,” katanya mengakhiri. (Ind)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.