Bupati Bolmong Dianugerahi Sebagai Bogani Ki Yasti 

0
156

BOLMONG, DETOTABUAN.COM – Setelah melalui ritual adat Mongondow, Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow, dinobatkan sebagai Bogani Ki Yasti. Tahapan ritual tersebut digelar di rumah dinas Bupati, Senin (21/3/2022) di Lolak.

Ki Sinungkudan (pemangku adat tertinggi) di Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dianugerahi gelar adat “Bogani Ki Yasti”

Penobatan kepada Bupati Bolmong itu melalui proses musyawarah atau Mobakid yang dilakukan oleh pemangku  adat di desa dan adat kecamatan. Pada akhirnya, dinobatkan pada hari ini ditingkat kabupaten sebagai Bogani Ki Yasti.

Budayan Bolmong Chairun Mokoginta menjelaskan, kenapa dinobatkan sebagai Bogani Ki Yasti, dimana pada zaman dulu setiap orang yang memimpin akan diberikan gelar Bogani. Maka dibelakang kata Bogani itu adalah namanya. Kayaknya misalnya Bogani inde dou namanya adalah inde dou. Seperti sekarang ini yang dinobatkan kepada Bupati Bolmong  Bogani Ki Yasti.

“Jadi yang kita lakukan pada saat ini adalah untuk kembali mendudukkan pemberian gelar yang pada zaman dulu pernah lakukan oleh leluhur kita,” kata Chairun, kepada sejumlah wartawan usai prosesi adat kepada Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow sebagai Bogani.

Ia mengatakan, gelar yang disematkan kepada Bupati Bolmong sebagai Bogani Ki Yasti, merupakan gelar yang paripurna dari seluruh gelar yang ada.

“Karena dalam Bogani itu tidak hanya dia sekedar pemimpin tapi dia juga seorang orang tua yang sapaan lebih akrab lagi,” ujar Chairun yang juga mantan anggota DPRD Bolmong.

Chairun mengungkapkan dalam tradisi Bogani dulu itu ada 4 kriteria yakni Mokodotoy, Mokorakup, mokodiya dan mokoangak. Ia menjelaskan makna kata Mokodotoy dalam istilah Krennya saat ini berjiwa patriotis dimana mempunyai kemampuan, memberikan rasa nyaman aman dan bisa menjaga kawasan atau wilayah dari serangan luar. Makna Mokorakup adalah orang selalu berfikir nasib dari semua anggota masyarakat dan mampu mengayomi anggota masyarakatnya. Makna Mokodiya ialah orang yang mampu menerapkan berbagai sangsi – sangsi adat atau ketentuan – ketentuan adat. Artinya seseorang yang memiliki pengetahuan tentang adat dan mampu menerapkannya tanpa terkecuali meski terjadi pada lingkungan keluarga sendiri.

Kemudian yang terakhir kata Chairun, makna mokoangak dimana mokoangak tersebut terbagi menjadi dua pertama mokoangak dalam sikap dan perilaku dan kedua mokoangak dalam hal penampilan.

“Sehingganya baju yang dipakai oleh Bogani Ki Yasti Soepredjo Mokoagow,  tampilannya berbeda. Yang dipakai Tapayug tadi,” ungkap Chairun.

Untuk Bupati Bolmong, kata Budayan Chairun, Yasti Soepredjo Mokoagow mampu menghadirkan bandara, Kawasan Industri Mongondow (Kimong) dan Bendungan Lolak, serta terminal tipe A. Bahkan pada zamannya menjadi anggota DPR RI dua periode bisa menghadirkan infrastruktur jalan seperti membuka Jalan Pindol dan Dumoga.

“Dengan kemampuan itu Bupati dalam makna disebut Mokodotoy. Jadi untuk menobatkan seseorang itu sebagai Bogani jika ada empat kriteria tadi maka layak disematkan sebagai Bogani,” pungkas Chairun.

Pada kesempatan itu, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, usai nobatkan sebagai Bogani Ki Yasti, menyampaikan secara pribadi, keluarga, dan pemerintah kabupaten Bolmong mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Bolmong.

Teristimewa kata dia, kepada seluruh tokoh-tokoh adat, sangadi, BPD, yang sudah memberikan gelar adat sebagai “Bogani Ki Yasti” tentu ini merupakan penghormatan dari masyarakat kepada dirinya.

“Ini adalah amanah dari masyarakat, alhamdulilah saya terima dengan baik, dengan senang hati. Dan tentu kedepan wajib bagi saya, di manapun saya berada, untuk tetap menghormati dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bolmong,” tegasnya.

Yasti menjelaskan, adalah kewajiban baginya untuk memajukan Bolmong, istimewanya setiap anak Bolmong harus dibantu, sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.

Agar supaya kata Yasti, anak-anak orang mongondow yang dimaksudkan adalah seluruh masyarakat Bolmong dengan berbagai macam suku, ras, dan agama itu adalah orang mongondow.

Karena ucap Yasti, dimana bumi kita pijak, disitu langit kita junjung. Jadi, setiap anak mongondow entah itu dari suku apapun, agama apapun yang sudah lahir, besar, kawin-mawin dengan orang mongondow, itu semua orang mongondow.

“Tentu menjadi kewajiban bagi saya sesuai, dengan kemampuan saya, untuk kita sama-sama saling memajukan. Insyah Allah, amanah ini saya akan jaga dengan sebaik-baiknya,” tutupnya. (Adve/Yono).

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.