Pasca Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sang Tombolang, Warga Diwarning Tak Buka Lahan di Hutan

0
138
Bencana Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kecamatan Sang Tombolang. (Foto: Indra S. S. Ketangrejo)

BOLMONG,DETOTABUAN.COM Warga di desa rawan bencana wilayah Kecamatan Sangtombolang, diwarning tidak membuka area perkebunan di hutan. Hal ini untuk mencegah daerah tersebut kembali dilanda banjir susulan.

Demikian ditegaskan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow melihat kondisi pasca bencana yang sudah porak poranda karena banjir. “Saya sudah sampaikan kepada sangadi, camat, untuk tidak lagi mengeluarkan Surat Keterangan Tanah (SKT) di wilayah hutan,” tutur Yasti saat berada di Posko Bencana Desa Domisil.

Yasti mengaku telah menyaksikan sendiri banyaknya batang pohon yang terbawa arus banjir masuk ke pemukiman penduduk.  “Ada yang berdiameter 50 cm, 75 cm, itu beserta akar-akarnya ada di dalam sungai itu. Sedimen-sedimen terkumpul di sungai itu,” urainya.

Oleh karenanya, dia menilai, terjadinya banjir bandang di Desa Domisil, Pangi dan Pangi Timur, bukan hanya karena faktor alam, tapi ada sedikit faktor manusia. “Ini karena apa? Masyarakat mengganti sekitar areal hutan itu menjadi kebun,” tegas dia.

Meskipun Yasti memahami, hal itu merupakan adalah mata pencaharian masyarakat. “Tapi kalau masyarakat beraktivitas, lima tahun membongkar hutan itu, hasilnya bikin rumah, datang banjir bandang, rumah juga hilang, buat apa?” tanya dia.

Dia menyarankan agar masyarakat memperhatikan lingkungan, agar tidak menimbulkan bencana di kemudian hari.  “Lebih baik kita lestarikan hutan di sekeliling kita. Masalah mata pencaharian, saya kira masih banyak lahan yang kosong,” tuturnya.

“Jadi saya kira sudah cukuplah. Pelajaran kita hari ini, kalau kita merusak alam, maka alam akan merusak kita,” pesannya.

Sementara itu, Kapolres Bolmong AKBP Indra Pramana mengaku pihaknya belum memfokuskan pada upaya penyelidikan asal muasal terjadinya banjir. “Kita fokus kemanusiaan dulu. Jika sudah pulih, maka nanti kita akan lihat, sebab atau asal kenapa bisa terjadi banjir,” singkatnya.

Terpantau, di lokasi kejadian ratusan batang pohon menumpuk di beberapa titik. Bahkan saking besarnya arus sewaktu kejadian banjir bandang, beberapa batang pohon hanyut hingga ke hulu sungai dan terseret ke bibir pantai. (Ind)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.