Warga Desa Pusian dan Toruakat Diminta Menahan Diri dan Tak Lagi Ikut Tarkam

0
479
(Suasana Tarkam Desa Pusian dan Toruakat Foto: Istimewa)

BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Tak ada habisnya, wilayah Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), terus diperhadapkan dengan situasi yang tak aman.

Baru awal tahun 2020, tawuran antar kampung (Tarkam) kembali terjadi. Kali ini kembali terjadi antara Desa Toruakat dan Desa Pusian Kecamatan Dumoga, padahal kedua desa tersebut belum lama telah melakukan deklarasi damai 2019 lalu karena hal yang sama.

Rabu (8/1/2020) dini hari diletahui, warga dua desa itu saling lempar batu dan duel senapan angin, di perbatasan kedua desa. Meski lokasinya berada tak jauh dari kantor sementara Polres Bolmong.

Terinformasi, tarkam dipicu pola lama. Seorang tak dikenal menikam seorang warga Pusian, tak jauh dari perbatasan kedua desa. Peristiwa tarkam sebelumnya di Dumoga juga dipicu penikaman oleh Mr X. Informasi yang dihimpun pelaku penikaman lari ke Desa Toruakat hingga warga Pusian sontak menuju ke perbatasan kedua desa. Warga Toruakat juga bergerak ke perbatasan hingga suasana memanas, Pukul 01.00 dini hari.

Warga kedua desa, awalnya baku lempar batu. Kemudian saling tembak dengan senapan angin. Aparat Polres Bolmong yang ngantor tak jauh dari lokasi bentrok coba menghalau massa. Namun jumlah massa lebih banyak hingga aparat yang berjumlah sedikit mundur. Kemudian datang BKO tiga Polsek di wilayah Dumoga. Tembakan gas air mata membuyarkan massa.

Kapolres Bolmong AKBP Indra Pramana lantas mendatangi massa, coba menenangkan. Pada Rabu itu, baku hantam sudah berhenti, namun keadaan masih mencekam, warga kedua desa masih berjaga. Aparat kepolisian berjaga di perbatasan.

Camat Dumoga Halek Manggopa mengatakan, keadaan Rabu dini hari mencekam. “Warga baku lempar dengan batu dan baku tembak dengan senapan angin,” kata dia.

Dia menambahkan, sejumlah warga terluka kena lemparan batu. Tak ada korban luka berat. Menurut dia, kondisi dua desa berangsur pulih. “Kami berupaya tenangkan massa, penjagaan berlangsung terus untuk mencegah bentrok susulan,” ujarnya.

Ironisnya, hari ke dua Kamis (9/1/2019) tarkam kedua desa itu kembali berlanjut, area perkebunan kelapa jadi lokasi baku hantam. Dengan berlindung di pohon kelapa, warga kedua belah desa saling bidik menggunakan senapan angin.

Warga yang maju di garis depan mengenakan helm dan menutupi dada dengan jaket tebal. Saling serang terjadi tiga jam lebih. Padahal, sejak tarkam pecah pertama kali Rabu dini hari, sorenya perdamaian langung digelar dengan difasilitasi pihak Polres Bolmong dan Pemkab Bolmong.

Entah apa yang merasuki warga kedua desa itu, hingga baku hantam kembali terjadi. Aparat kepolisian dan aparat kedua desa yang turun tangan melerai, tak dihiraukan.

Warga saling hantam dengan beringas, menggunakan batu, sajam dan senapan angin. Polres Kotamobagu dan Polres Bolmong melakukan penjagaan ketat di perbatasan kedua desa, hingga warga kedua desa menarik diri dari lokasi pertikaian. Aparat memperingatkan agar warga kedua desa tidak melewati perbatasan. Tindakan tegas akan diambil kepada siapa yang melanggar.

Hal ini pun jadi perhatian serius Polda Sulut, Kapolda Sulut mengutus Bimas Polda Sulut untuk penyelesaikan pertikaian dua desa bertetangga itu. Tim Bimas Polda Sulut turut dalam rapat bersama warga Desa Toruakat di balai desa Toruakat, Kamis (9/1/2020) siang.

Dari Bimas Polda Sulut hadir Kasubdit Dit Bimas Polda Sulut AKBP Riswan Buntuan. Riswan dalam arahannya mengatakan, pihaknya diperintah Kapolda Sulut untuk mencari solusi perdamaian. “Kami harap warga kedua desa dapat menahan diri, tak usah mencari siapa yang benar, siapa yang salah, yang kita upayakan adalah perdamaian,” kata dia.

Lanjutnya, pelaku kekerasan yang memicu tarkam sudah ditahan. Ia minta masyarakat untuk mempercayakan aparat kepolisian untuk menangani kasus tersebut. “Kami akan usut tuntas,” katanya.

Ia menyatakan perselisihan membawa akibat buruk bagi masyarakat. Banyak warga yang tidak bekerja akibat ikut tarkam. “Aparat desa juga harus sering menasehati anak muda,” katanya.

Sangadi Toruakat Tomi Mokobela meminta aparat untuk melakukan mediasi perdamaian antara dua desa. “Razia miras juga harus dilakukan,” kata dia.

Tomi yang mewakili masyarakat berharap pelaku penganiayaan yang jadi pemicu tarkam bisa diadili. Ia berharap aparat bakal ditambah. “Kami minta penambahan aparat,” katanya.

Ditambahkan Kapolres Bolmong AKBP Indra Pramana, situasi sudah kondusif. Aparat keamanan masih melakukan penjagaan di perbatasan kedua desa. Indra menyatakan, ada penambahan pasukan dari Brimob Inuai serta Shabara Kotamobagu. (Ind)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.