KOTAMOBAGU,DETOTABUAN.COM – Warga Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur, heran dengan sistem perhitungan kubikasi pemakaian air yang dilakukan PDAM Bolmong. Pasalnya, meski air sering ngadat (Mati) namun pembayaran tarif air justru mrngalami kenaikan hingga dua kali lipat.
“Aneh, kurang lebih satu bulan terakhir yakni mulai bulan juli sampai dengan tanggal 18 agustus, air sering ngadat/mati dan lebih parah lagi hampir sepekan air mati total alias tidak jalan sama sekali dan baru pada hari sabtu tgl 19 agustus pukul 17:00 Wita air berjalan kembali normal sampai dengan hari senin tgl 20 agustus tepatnya malam hari pukul 19:00 Wita air ngadat/mati lagi sampai dengan hari ini selasa 21 agustus 2018, namun ketika membayar justru mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat,” terang Yosie Monoarfa, salah satu pelanggan PDAM di Desa Moyag, Selasa (21/8) tadi.
Selain pelayanan tak maksimal kata Yosie, PDAM Bolmong juga diduga tidak melakukan sosialisasi sebelum menaikkan tarif dasar air, padahal di tahun 2018 ini, PDAM tercatat telah menaikkan tarif hingga dua kali yakni pada bulan Januari s.d Maret 2018 dan pada bulan April s.d Juni 2018.
“Tindakan PDAM ini, jelas sangat merugikan para pelanggan, sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Diantaranya hak bertanya dan mendapatkan pelayanan yang baik, masa iya warga masyarakat disuruh bayar angin saja??,” kesalnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PDAM Bolmong Irwan Paputungan mengatakan, kenaikan tarif PDAM ini, sudah disosialisasikan sebelumnya, bahkan PDAM sempat mengundang perwakilan dari pihak pemerintah baik dari desa dan Kecamatan, LSM bahkan awak media pada bulan mei lalu.
“Memang ada kenaikan terhitung sejak 1 Juli 2018, kenaikan tarif PDAM ini, merupakan yang pertama sejak 15 tahun terakhir,” terang Irwan.
Perlu diketahui kata Irwan, dalam peraturan pemerintah (Permen) tentang tarif air PDAM, penyesuaian tarif seharusnya bisa dilakukan setiap tahunnya, namun hal itu baru dilakukan sekarang, sehingga ia meminta masyarakat dapat memahami hal itu.
“Coba bayangkan, harga 1 liter aqua saja, sudah Rp 5.000. Sementara di PDAM 1 Kubik (1000 liter) air, itu hanya dihargai Rp 4.500, bisa dicek diseluruh daerah se-Sulut, tarif PDAM Bolmong itu, termurah se sulut,” ucapnya.
Ia berharap, masyarakat dapat memahami kondisi PDAM saat ini. Pasalnya, sebelum ia diangkat menjadi Dirut PDAM, Perusahaan daerah ini nyaris mengalami kebangkrutan karena sistem manajemen yang tidak sehat. Beruntung, saat ini PDAM bisa bangkit dari keterpurukan bahkan menjadi salah satu BUMD terbaik di Indonesia.
“Dulu gaji saja sulit dibayarkan, belum lagi peralatan di PDAM sangat mahal, untuk itu kita coba menaikkan tarif, namun diimbangi dengan peningkatan pelayanan termasuk mulai tanggal 1 agustus, kita sudah menggunakan sistem online,” terangnya.
(Tio)