KOTAMOBAGU – Perkumpulan Penghobi Ayam Kontes Nusantara (PPAKN) Bolaang Mongondow akhirnya sukses menggelar iven ‘Tinju’ ayam non judi, yang melibatkan seluruh penghobi ayam bangkok se Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo) yang dilaksanakan Sabtu (22/12) kemarin.
Ketua Panitia Kegiatan Konni Balamba mengatakan, iven ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di BMR, Selain karena kepengurusan baru terbentuk, mereka ingin memperkenalkan kepada khalayak, bahwa tidak semua kegiatan yang berhungan dengan ayam bangkok adalah judi.
“Kami tidak menyangka, antusias para pengoleksi dan penghobi ayam bangkok dengan acara yang digelar ini rupanya begitu besar. Mereka banyak yang berasal dari wilayah Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan, Bitung, Tomohon, Bahkan, ada dari Gorontalo jauh-jauh datang ke tempat ini, hanya untuk mengikuti iven ini,” terangnya.
Lebih lanjut Konni menegaskan, bahwa iven tersebut digelar dengan resmi, dengan berkoordinasi bersama pihak kepolisian maupun aparat TNI. “Ini iven kontes ‘tinju’ ayam, tanpa ada sedikitpun unsur perjudian di dalamnya. Kita hanya ingin memperkenalkan iven ini ke masyarakat, agar stigma atau pandangan orang bahwa pengoleksi ayam bangkok itu identik dengan penjudi, bisa terkikis secara perlahan,” jelasnya.
Konni menambahkan dalam iven tersebut pihaknya menyediakan sejumlah hadia, dari televisi hingga handphone android bagi para pemenang. “Selain itu ada juga trophy dan piagam penghargaan atas nama lembaga PPAKN. Dimana, piagam itu tentu menjadi pertanda kalau ayam yang dikoleksi mereka memang benar-benar pernah mengikuti kontes seperti ini,” tambahnya.
Konni pun mengatakan kalau pihaknya akan terus menggelaar iven-iven serupa di wilayah Bolaang Mongondow kedepan. “Kita saat ini sementara menyusun iven serupa dengan hadiah yang lebih besar lagi. Mungkin bisa berupa mobiil,” tuturnya.
Ditanya apakah ada uang pembinaan yang diberikan kepada para peserta yang berhasil menjuarai iven tersebut, Konni dengan tegas menjawab tidak. “Sudah dikatakan dari awal tidak ada unsur judi sama sekali dan berbau uang. Makanya, yang diberikan dalam kontes ini hanya berupa barang, tidak ada uang sama sekali,” tandasnya.
Disisi lain, pembina PPAKN Kabupaten Bolmong, Dedy Setiawan Dolot menjelaskan, dampak positif dari dtinju ayam non judi tersebut. Menurutnya, Peternakan Ayam Bangkok saat ini bisa dijadikan salah satu potensi ekonomi kerakyatan. “Jadi bukan hanya ayam biasa atau ayam pedaging saja yang bisa diternakkan. Ayam bangkok pun ketika diseriusi bisa menjadi salah satu potensi untuk mengangkat ekonomi rakyat,” ujar Dedy Dolot
Dikatakan Dedy, harga ayam bangkok di peternakan yang dikembangkan akan melejit ketika ayam-ayam tersebut mampu menjuarai beberapa kontes, yang tentu saja menurutnya jauh dari perjudian. “Bayangkan saja, jika kemudian ayam bangkok milik warga yang diternakkan lantas menjadi juara dalam sebuah kontes ayam. Dimana, hasil trophy maupun peghargaan tersebut dipajang di kandang peternakan miliknya. Tentu ini akan menjadi salah satu tolak ukur harga ayam dari peternakan itu sendiri,” tambahnya.
Meski demikian, Dedy mengatakan kalau saat ini masih agak sulit mengikis pandangan warga, terkait dengan stigma ayam bangkok yang selalu lekat dengan perjudian sabung ayam.
“Memang butuh waktu untuk mengikis pandangan tentang ayam dan judi, tapi kita dari PPAKN Bolmong akan tetap berusaha untuk terus mengikis stigma itu,” tutupya. 22.
Dalam pantaun kegiatan tinju ayam non judi PPAKN Bolmong dijaga oleh pihak kepolisian.
(*/Tio)