JAKARTA, DETOTABUAN.COM – Terkait insiden penangkapan kapal di perairan Natuna akhir pekan lalu, hingga saat ini Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia masih menunggu balasan nota protes yang telah dikirimkan ke Pemerintah China
“Kita sudah mengirimkan nota protes itu, kini masih menunggu jawabannya,” ujar Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi di Jakarta, Kamis (24/3) seperti dilansir dari cnn indonesia.
Retno, telah memanggil dan menyampaikan Nota protes kepada Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar China di jakarta, Sun Weide. Dan ada tiga poin utama dalam Nota protes tersebut.
“Pertama, terdapat pelanggaran oleh Penjaga perbatasan Tiongkok terhadap hak berdaulat dan yurisdiksi Indonesia, di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dan landas kontingen,” ujar Retno, usai pertemuan dengan SunWeide.
Kedua, lanjut Retno, Indonesia juga memprotes pelanggaran penjaga perbatasan China terhadap penegakan hukum yang dilakukan aparat Indonesia di ZEE dan landas kontingen.
“Ketiga, pelanggaran juga dilakukan Penjaga Perbatasan Tiongkok pada kedaulatan laut teritorial Indonesia. Indonesia telah minta klarifikasi pada pemerintah Tiongkok pada kejadiaan ini,” tambah Retno.
Sun sendiri saat dimintai tanggapannya, menekankan bahwa kapal tersebut masih berada di daerah perikanan tradisional China. Namun, pernyataan tersebut ditampik Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
“Saya ingin meng-counter bahwa daerah perikanan tradisional itu tak diakui dalam internasional. Itu adalah klaim sepihak dan tidak diakui dunia internasional,” bantah Susi.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir dalam jumpa pers pada Kamis (24/3) lalu, menekankan kembali bahwa insiden tersebut memang terjadi di wilayah ZEE Indonesia.
“Kami sudah mengecek koordinatnya dan itu ada di zona ekonomi eksklusif Indonesia,” tegas Arrmanatha.
Diketahui, insiden itu bermula ketika Kapal KM Kway Fey 10078 yang berbendera China, diduga melakukan tindak pencurian ikan di wilayah perairan Natuna pada Sabtu (19/3). Awak kapal Patroli Hiu 11 TNI AL pun mencoba menangkap KM Kway Fey 10078 itu.
Tetapi, setelah Patroli Hiu 11 TNI AL berhasil mengamankan sedikitnya delapan ABK KM Kway Fey 10078 dan menggiring kapal tersebut ke wilayah Indonesia, muncul kapal penjaga perbatasan China yang melakukan intervensi dan menabrak kapal tangkapan. (stu/CNN)