BOLMONG,DETOTABUAN.COM– Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) menggelar pelatihan ekonomi kreatif teknologi pertanian
Kegiatan yang berlangsung, Selasa, (16/03/2021) di Desa Singsingon, Kecamatan Passi Timur, Kabupaten Bolmomg itu, dibuka oleh Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow.
Dalam kesempatan tersebut bupati meminta peserta yang datang dari wilayah di Sulawesi Utara (Sulut) dan Sulawesi Tengah (Sulteng) agar dapat mengaplikasi apa yang didapat dalam pelatihan ekonomi kreatif teknologi pertanian.
“Pelatihan ini sangat penting, saya mencatat apa yang disampaikan oleh ketua Sinode GMIBM. Ini menjadi perhatian pemerintah, apa yang akan dilakukan sampai tiga hari kedepan akan sangat membantu masyarakat Bolmong. Oleh sebab itu bapak ibu belajar dengan baik, agar dapat mengaplikasi teknologi pertanian. Kita hidup ditanah yang sangat subur. Ini rahmat yang Tuhan berikan kepada kita. Kita harus mampu mengelola sumberdaya alam kita. Di Daerah lain tidak sesubur Mongondow ini,” ucap Yasti.
Dalam kesempatan itu juga Yasti meminta kepada kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bolmong agar dapat merekam setiap sesi materi dalam pelatihan tersebut, yang kedepanya dapat dituangkan dalam audio visual sebagai pembelajaran kedepan.
“Saya yakin pelatihan ini akan menjadi pilot project tidak hanya bagi gereja tapi Pemkab Bolmong. Oleh karna itu saya berpesan bapak ibu mengikuti pelatihan ini denga baik. Saya minta pelatihan ini dibuatkan audio visulanya sehingga kita bisa memberikan hasil pelatihan ini ke petani kita. Saya bangga pelatihan ini dilaksanakan di Desa Sinsingon lebih tepatnya lagi di Kabupaten Bolmong,” tambahnya.
Bupati berharap, setelah pelatihan tersebut setiap peserta dapat memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada. Harapan setelah pelatihan ini setiap peserta dapat memanfaatkan lahan yang ada. Bahkan setiap jengkal tanah yang ada di lingkungan kita bisa dimanfaatkan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita, dan daerah kita mampu menyediakan hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Saya berharap juga setiap peserta dapat memahami cara pertanian yang tepat guna dan berhasil serta ramah lingkungan sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat di transfer kepada petani yang tidak ikut dalam pelatihan ini,” tutup Yasti. (Ind)