Detotabuan.com,BOLTIM – Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) kembali menerima penghargaan dengan predikat Madya dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), dimana ada lima kriteria penilaian yang harus dipenuhi untuk bisa mendapatkan penghargaan Kabupaten Layak Anak yakni klaster hak sipil dan kebebasan, klaster hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, klaster hak kesehatan dasar dan kesejahteraan, klaster hak pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya dan klaster perlindungan khusus.
Diketahui, Kementerian PPPA menggunakan 24 indikator yang terbagi di 5 klaster baik dalam penilaian maupun evaluasi, yang dimulai dari evaluasi mandiri dari Dinas PPPA yg memiliki bobot nilai 804,2 point, dilanjutkan dengan evaluasi Provinsi bobot nilai 749 point.
Dari hasil nilai evaluasi Provinsi, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur masuk dalam kriteria penilaian dari Kementrian dan secara verifikasi lapangan Hybrid (VLH) yang dilaksanakan di ruang Rapat Bupati Bolaang Mongondow Timur.
“Dari hasil penilaian Kementrian PPPA, Boltim mendapatkan penghargaan dengan Kriteria Madya dan telah diumumkan pada 22 Juli 2023 bertepatan dengan Hari Anak Nasional yg dilaksanakan di kota Semarang, dan untuk penerimaan piala akan di terima langsung di Kementerian PPPA dengan menunggu jadwal dari kementerian PPPA,” tutur Kepala Dinas PPPA Boltim Ihksan Pangalima S.Pi.
Ditambahkannya, penghargaan yang diterima tak lepas dari kepiawaian Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto S.Sos.,M.Si dalam memberikan pembinaan serta arahan dalam pemerintahan.
“Boltim sudah dua tahun berturut- turut dapat mempertahankan predikat Madya, ini tentu tidak lepas dari kepiawaian bapak Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan. Dalam kesempatan ini juga diucapkan terimakasih kepada Sekretaris Daerah Dr Jefry Sonny Warokka PhD selaku ketua Tim Gugus Tugas KLA serta Pimpinan OPD yang telah berkolaborasi hingga predikat Madya dapat dipertahankan. Semoga kedepan kita senantiasa bersinergi untuk menjadikan Boltim semakin bersinar,” pungkasnya.
Reporter : Alfrieda Serang
