KOTAMOBAGU,DETOTABUAN.COM-Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, melalui Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), bertempat di ruang rapat Bappelitbangda Kotamobagu, Kamis (26/10/2023).
Kepala Bappelitbangda Kotamobagu, Chelsia Paputungan, ST mengatakan, Pemkot Kotamobagu sangat berkonsentrasi dan tetap berupaya untuk mengatasi masalah stunting.
“Diskusi ini kita lebih mempertajam apa yang harus dilakukan untuk percepatan penurunan stunting di kota Kotamobagu,” ujarnya.
Menurutnya, sesuai Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E- PPGBM), data stunting di Kota Kotamobagu adalah 151 jiwa. Ini berbeda dengan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dalam hal indikator penilaian yakni mulai dari air bersih, jamban dan rumah.
“Jika itu semua indikatornya, maka pasti angka stunting akan lebih banyak di Kota Kotamobagu. Namun kita tetap berupaya meskipun itu indikatornya, sasaran Pemerintah Daerah adalah untuk penanggulangan karena itu juga masuk dalam indikator kemiskinan,” jelas Chelsia.
“Jadi untuk semua program kegiatan data- data itu dulu yang harus kita intervensi, kita sangat konsentrasi karena hal ini selalu di evaluasi oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi,” tambahnya.
Ia juga mengatakan pihaknya akan melakukan pemantapan data kembali serta meminta adanya keterlibatan pihak lainnya.
“Pemkot tentunya mengharapkan keterlibatan dari non pemerintah seperti BAZNAS, perbankan dan lainnya, untuk secara bersama-sama melaksanakan program pemerintah pusat, dalam penanganan stunting ini,” terangnya.
“Kami berharap dalam waktu dekat ini sudah bisa diketahui secara spesifik apa-apa saja yang harus diintervensi kepada masyarakat sesuai dengan data, supaya percepatan penurunan stunting di Kota Kotamobagu akan terus kita laksanakan,” tutupnya.
(Ida)
