Nayodo Skakmat Wenny dan Meidy Terkait Isu Masyarakat Adat dan Pengembangan Sektor Peternakan

oleh -573 Dilihat
oleh

Kotamobagu — Debat terbuka kedua Pilkada Kotamobagu 2024 memperlihatkan kemampuan argumentasi para calon wali kota dalam memaparkan program unggulan mereka.

Pada kesempatan tersebut, calon wali kota nomor urut 3, Nayodo Koerniawan, menunjukkan kematangan argumentasinya dengan merespons pertanyaan dari dua calon lainnya, Meiddy Makalalag dan Wenny Gaib, terkait isu masyarakat adat dan pengembangan sektor peternakan di Kotamobagu.

Debat dimulai dengan pertanyaan dari calon wali kota nomor urut 1, Meiddy Makalalag, yang menyoroti pentingnya masyarakat adat di Kotamobagu mendapatkan haknya, meskipun sebagian dari mereka memiliki lahan di luar wilayah tersebut.

“Bagaimana agar masyarakat adat yang merupakan bagian dari masyarakat Kotamobagu bisa mendapatkan haknya, walaupun mereka punya kebun di daerah lain?” tanyanya.

Menanggapi pertanyaan ini, Nayodo Koerniawan langsung memberikan bantahan.

“Tidak ada korelasi antara masyarakat adat dengan masyarakat yang memiliki perkebunan di daerah lain,” tegasnya.

Nayodo menekankan bahwa hak masyarakat adat di Kotamobagu tidak terpengaruh oleh keberadaan lahan di luar wilayah mereka.

Mendengar penjelasan tersebut, Meiddy menyetujui dan mengklarifikasi bahwa maksudnya adalah setiap masyarakat Kotamobagu, termasuk masyarakat adat, memiliki hak yang sama di manapun mereka berada.

Debat semakin menarik ketika calon nomor urut 2, Wenny Gaib, mengajukan pertanyaan tentang strategi pengembangan peternakan di Kotamobagu.

“Kira-kira seperti apa hal yang bisa dilakukan dalam menggenjot wilayah peternakan?” tanyanya.

Dalam responsnya, Nayodo kembali memaparkan solusi konkret untuk sektor peternakan di Kotamobagu.

Ia menyoroti kurangnya tenaga ahli di bidang tersebut, terutama hanya terdapat satu orang dokter hewan di Kotamobagu saat ini.

“Jika kami terpilih, Nayodo Koerniawan dan Sri Tanti Angkara (NK-STA) akan menyediakan beasiswa bagi calon dokter hewan serta memberikan pelatihan dan edukasi kepada peternak, sehingga sektor peternakan di Kotamobagu bisa berkembang lebih maju,” ungkap Nayodo.

Tanggapan Nayodo terhadap dua isu ini menunjukkan pendekatan strategisnya dalam menjawab kebutuhan masyarakat, sekaligus memperlihatkan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat dan memajukan sektor peternakan di Kotamobagu.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.