Detotabuan.com,BOLMONG – Pilkada Bolmong kali ini tak hanya menghadirkan persaingan ketat antar kandidat, tetapi juga sebuah ujian berat bagi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 3 yang diusung PDI Perjuangan, Dr Ir Limi Mokodompit MM dan Welty Komaling SE MM. Di balik perjuangan untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi rakyat dan daerah ini, keduanya harus menghadapi serangkaian serangan fitnah yang semakin hari semakin keji dan tak beradab.
Fitnah keji yang dilancarkan lawan politik, jauh dari moto leluhur Bolaang Mongondow yang menjadi falsafah hidup masyarakat. Padahal, daerah dan rakyat Bolaang Mongondow sejak lama sangat menjunjung tinggi adab, etika, adat dan moto leluhur, yakni Mototompiaan, Mototabian Bo Mototanoban, Mo’aheran, Mobobangkalan Bo Mobobahasaan.
Sejak awal kampanye, perjuangan Limi dan Welty untuk memperbaiki nasib rakyat Bolmong banyak diselimuti dengan kebohongan dan kekerasan. Femonena yang terjadi di Bolmong, pendukung setia mereka, yang ingin mendukung perubahan, tak jarang menjadi sasaran empuk tindakan intimidasi dan kezaliman. Bahkan, beberapa di antaranya terancam dengan ancaman secara psikologis dan tekanan dari pihak yang tak senang dengan popularitas Limi-Welty.
Limi dan Welty sempat dijegal oleh lawan politik di Bawaslu melalui gugatan sengketa proses, tapi di tolak Bawaslu Bolmong. Upaya gugatan dilanjutkan lawan politik di PTUN Manado, juga di tolak. Terakhir kasasi di Mahkamah Agung untuk gugatan sengketa proses, juga di tolak. Malah, yang terbaru, isu diskualifikasi pun di gelindingkan. Tapi, pendukung setia Limi-Welty tidak terpengaruh dengan isu murahan dan hoax tersebut.
Isu diskualifikasi sengaja disebarkan oleh lawan politik di sosial media facebook. Isu ini terus berkembang, tanpa dasar yang jelas, berusaha menggoyahkan kepercayaan masyarakat terhadap integritas Limi dan Welty. Tuduhan-tuduhan yang kejam ini, malah membuat rakyat Bolmong sadar bahwa calon pemimpin yang benar-benar menjaga wibawa demokrasi, menjaga hak-hak rakyat, menjaga hak politik rakyat dan tidak mengintimidasi rakyat, tidak menindas rakyat, adalah Limi dan Welty.
Dengan kondisi ini, jika rakyat tidak menempatkan pilihan pada calon yang tepat seperti Limi dan Welty, rakyat salah memberikan suara, maka yang akan dialami oleh rakyat adalah kezaliman, ketidakadilan dan penindasan.
Limi dan Welty adalah pemimpin yang selalu rendah hati namun mereka tak akan tinggal diam.
“Ini adalah ujian besar bagi kami. Mereka mencoba menghancurkan kami dengan fitnah keji dan isu-isu palsu. Tetapi kami percaya bahwa kebenaran pada akhirnya akan terungkap. Kami berjuang bukan untuk diri kami, tapi untuk rakyat Bolmong yang mendambakan perubahan dan mendambakan kedamaian, cinta kasih, ketenangan, keadilan, jauh dari kezaliman dan penindasan. Satyam Eva Jayate,” ungkap Abdul Bahri Kobandaha, Juru Bicara Limi-Welty.
Abdul Bahri menegaskan, rakyat Bolmong jangan terpengaruh dengan kabar bohong yang berseliweran di facebook.
“Kami tidak akan membalas keburukan dengan keburukan. Kami akan tetap melanjutkan perjuangan ini dengan kepala tegak, karena kami tahu apa yang Limi dan Welty perjuangkan, adalah untuk kebaikan bersama rakyat bolaang mongondow,” ujar Abdul Bahri Kobandaha yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Bolmong Bidang Ideologi dan Kaderisasi.
Limi-Welty tetap istiqomah di jalan perjuangan bersama rakyat. Mereka tahu, bahwa rakyat Bolmong yang cerdas akan mampu membedakan antara kebenaran dan kebohongan. Rakyat tau membedakan kezaliman dan ketulusan.
Kini, pasangan ini terus maju, berjuang meski dihujani fitnah dan serangan. Mereka percaya bahwa kekuatan kebaikan dan tekad yang tulus akan mengalahkan segala bentuk kebohongan dan ketidakadilan. Sebab, bagi Limi dan Welty, perjuangan ini bukan hanya tentang menang, tetapi tentang memberikan yang terbaik untuk Bolmong, meskipun harus menghadapi badai fitnah keji yang tak kunjung reda.
Dukungan untuk Limi dan Welty terus mengalir, bukan hanya dari mereka yang mendambakan perubahan, tetapi juga dari masyarakat yang melihat bagaimana keteguhan hati pasangan ini menghadapi cobaan. Ini adalah kisah perjuangan, bukan hanya dalam dunia politik, tetapi juga dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan cinta kepada tanah kelahiran mereka, Bolaang Mongondow. Mereka adalah putra daerah yang sangat menjunjung tinggi moral, etika, adat dan adab dalam berpolitik. (*)