Detotabuan.com, Asahan.
Berdalih libur Lebaran Idul Fitri tahun 2025, penanganan perkara perbuatan cabul terhadap korban yang masih dibawah umur berinisial Bunga (8) warga Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan yang disinyalir dilakukan oleh kakek kandung korban berinisial S (70) terkesan tertunda / terkendala.
Pernyataan tersebut diungkapkan langsung Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi melalui Kanit PPA Polres Asahan, Ipda Jefry Gultom.
“Abang dah pahamnya, namanya situasi libur lebaran Idul Fitri. Nanti dikabari lagi informasi selanjutnya terkait tindak lanjut perkara tersebut ya bang,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Kamis (10/4).
Sementara itu, pihak keluarga korban mengaku sangat heran atas kelanjutan perkara / kasus yang menimpa korban tersebut.
“Perlu dipahami ya bang, setelah kami membuat laporan di Polres Asahan sejak 21 Maret 2025 lalu dengan nomor STTLP / B/219/III/2025/SPKT/ Polres Asahan/Polda Sumatera Utara. Kami selaku pihak keluarga korban sampai saat ini belum juga mendapatkan informasi lanjutan terkait penanganan perkara itu loh bang,” ucap Fitri Yani didampingi pihak keluarga lainnya.
Mereka mengaku jka perbuatan yang dilakukan oleh terduga pelaku terhadap korban tersebut sudah dilakukan secara berulang-ulang.
“Hal tersebut berdasarkan dari ucapan / keterangan dari korban dihadapan tim medis serta disaksikan oleh sejumlah pihak keluarga pada saat dilakukan visum bang,” jelas Fitri Yana didampingi pihak keluarga.
Mereka menjelaskan jika pihak keluarga mengetahui kejadian yang menimpa korban tersebut berdasarkan adanya informasi dari tetangga di sekitar rumah orang tua korban.
“Pasca mendengarkan informasi dari tetangga di sekitar rumah korban, kami langsung membawa korban ke tempat kami bang karena menjaga sikologis keponakan kami yang menjadi korban keganasan sang kakek,” terangnya.
Mereka berharap besar kepada pihak Polres Asahan segera mengamankan terduga pelaku yang merupakan atok korban.
“Segera tangkap terduga pelakunya, agar kami bisa mendapatkan keadilan,” harap mereka sembari menahan isak tangis.
(DS)