ADVETORIAL
BOLMONG,DETOTBUAN.COM- Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) percepatan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi masyarakat.
Kegiatan itu berlangsung di Kantor Bupati Bolmong, Rabu (08/09/2021). Dipimpin Bupati Yasti, dan turut hadir Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling, Asisten I Deker Rompas, unsur Forkopimda, serta para camat dan Sangadi se-Kabupaten Bolmong yang hadir melalui virtual.
Menurut Yasti, Kabupaten Bolmong sudah ditetapkan Pemerintah Pusat untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Hal ini kata Yasti, perlu diseriusi bersama. Selain itu mencari apa penyebab Bolmong harus masuk dalam daerah penerapan PPKM level 4 atau naik status dari sebelumnya PPKM level 2.
“Penyebabnya adalah positivity rate kita tinggi, artinya dari hasil tracking kita. Misalnya 100 orang, ada kurang lebih 48 persen positif. Kemudian tingkat kematian kita juga tinggi, yakni 5,6 persen atau melebihi tingkat kematian nasional 3,3 persen. Ini disebabkan adanyak ketidak keterbukaan masyarakat jika ada pasien meninggal karena Covid-19, sehingga banyak tetangga dan kerabat yang terjangkit,” ungkap Yasti.
Selanjutnya, Yasti menjelaskan, pihaknya mendapati adanya keengaanan dan tidak terbukannya masyarakat pada saat pihaknya melakukan tracking kepada masyarakat, padahal di Bolmong cukup untuk persediaan alat rapid test antigen.
“Sampai dengan hari ini, ada kurang lebih 15.500 persediaan kita yang sudah tersebar di Rumah Sakit dan Puskesmas, baik Puskesmas rawat inap maupun pembantu di Bolmong. Kalaupun itu masih kurang boleh kita tambah, itu yang kita harapkan. Tetapi, kendala di pemerintah hari ini adanya keengganan dan ketakutan dari masyarakat untuk melakukan tes rapid antigen,” kata Yasti.
Ia mengajak para Camat dan Sangadi atau Kepala Desa (Kades), serta unsur Forkopimcam untuk turut bersama melakukan pencegahan terhadap penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bolmong dengan melakukan tracking ke masyarakat.
Selain itu perbanyak sosialisasi kepada masyarakat untuk jangan pernah takut melakukan rapid antigen, demi kesehatan bersama. “Lebih baik mencegah daripada mengobati, perbanyak sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk jangan pernah takut melakukan tes rapid antigen, supaya kita sudah ada pencegahan dini,” imbaunya.
Yasti juga menyebut, awal pelaksanaan vaksinasi di tahap pertama, pihaknya menemui kendala terhadap ketersediaan vaksin covid-19 di Kabupaten Bolmong padahal antusias masyarakat sangat besar.
Kata Yasti, kekurangan vaksin tersebut dikarenakan Pemerintah Pusat order vaksinnya datang secara bertahap, dan yang didahulukan adalah daerah yang padat penduduknya, seperti pulau Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi Selatan. Selain penduduknya besar, penularannya jauh lebih cepat, oleh sebab itu, kota-kota besar inilah yang didahulukan.
“Sejujurnya kalau kita diberikan vaksin yang cukup banyak, vaksinator Nakes kita sudah sangat siap bekerjasama dengan TNI dan Polri. Kita punya 18 Puskesmas, kalau 18 puskesmas dan Rumah Sakit melakukan vaksinasi minimal sehari dia melakukan testing kepada 5.000 orang totalnya, maka selama satu bulan lebih target yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten Bolmong yakni 194 ribu jiwa, sudah tercapai, asalkan vaksinnya tersedia dan cepat sampai di Bolmong,” kata Yasti menjelaskan.
Yasti pun tak memungkiri, pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua, animo masyarakat sangat menurun untuk divaksin. Ia pun meminta agar koordinasi antara pemerintah dan Forkopimda untuk lebih ditingkatkan lagi dalam hal sosialisasi akan pentingnya vaksinasi.
“Ini tugas kita bersama untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa vaksin ini penting. Sudah ada edaran yang kita keluarkan terkait PPKM level 4, saya minta ini menjadi pedoman dan dilksanakan oleh seluruh camat dan sangadi. Ada sanksi yang tegas di situ jika tak melaksanakannya,” tutupnya (Ind/Adve)