Gak Nyambung, Sub Tema Debat Tentang Tata Ruang, Yusra Justru Tanyakan Soal Sapi

oleh -57 Dilihat
oleh

Detotabuan.com,BOLMONG – Sebuah momen menarik terjadi dalam debat publik ketiga dengan Tema ‘Pembangunan daerah yang selaras dengan kebijakan nasional berbasis pada persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia’ yang digelar KPU Bolmong di Hotel Sutanraja, Selasa 18 November 2024 tadi.

Pada Sesi keempat, ketika moderator memberikan kesempatan kepada Paslon nomor 2 Yusra Alhabsy – Doni Lumenta untuk bertanya kepada Paslon Nomor 3 Limi Mokodompit – Welty Komaling dengan Sub Tema Tata ruang, alih-alih membahas isu tata ruang sesuai tema, Yusra justru mengajukan pertanyaan yang nyeleneh dan keluar dari Substansi Materi.

Padahal, Fokus diskusi adalah mencari solusi atas permasalahan tata ruang, termasuk urbanisasi, alokasi lahan hijau, dan penataan permukiman. Namun, ketika diberi kesempatan untuk berbicara, Yusra mengarahkan pembicaraan ke topik yang sedikit nyeleneh.

“Karena tata ruang Pemerintah provinsi tata ruang pemerintah Kabupaten dan tata ruang nasional itu terkolaboratif dan saya melihat ada program dari pasangan 03 berkaitan dengan peternakan sapi, maka saya ingin bertanya kira-kira di Zona mana sektor peternakan dalam hal ini peternakan sapi,” kata Yusra.

Menanggapi hal itu, Limi sedikit memberikan pencerahan soal Tata Ruang, Limi menyebut pada prinsipnya tata ruang itu mengatur tentang zona zona agar pembangunan itu terkoneksi dengan baik, ramah lingkungan dan tidak menciptakan konflik dan kegaduhan ditengah masyarakat.

Limi mengatakan, kalau persoalan program sapi LMWK kemudian dikaitkan dengan tata ruang, menurutnya ini tidak relevan dengan sub tema dan terkesan agak sempit Dalam pemahaman.

“Kita jangan lupa bahwa definisi petani itu adalah petani sebagai pekebun, petani sebagai peternak dan juga nelayan, kita tidak membatasi ruang gerak untuk dia berusaha dibidang apa saja, Kan menurut Ate Moser di dalam kebun itukan bisa semua, subsektornya ada ternak disana, ada tanaman disana, ada perkebunan disana dan itu akan menjadi satu kesatuan yang terintegrasi sehingga ketika petani memanen dia bisa memanen selain daging sapi, ada ikan, sayur mayur, sehingga mereka bisa meningkatkan taraf hidup mereka,” jawab Limi dengan Cerdas.

Namun atas jawaban tersebut, nampaknya Yusra masih kurang puas, ia menyebut justru karna subtema debat ini tentang tata ruang, maka tidak ada salahnya pertanyaan tentang sapi itu ia lontarkan.

“Kalau bicara soal integritas Pertanian Peternakan kita semua sudah paham, namun karena temanya tata ruang maka tentu kita bicara untuk sektor peternakan itu di khususkan dizona mana, disamping bicara soal integrasi antara pertanian dan peternakan, mungkin itu perlu dijelaskan sehingga insha Allah kami terpilih, kami akan mempertimbangkan masukan dari teman teman,” sebutnya optimis.

Menanggapi hal itu, DR. Ir. Limi Mokodompit, MM kembali menjelaskan, bahwa mungkin yang dimaksud oleh Paslon nomor dua adalah soal Rance.

“Biasanya kalau di negara-negara maju Eropa itu ternaknya dalam bentuk Rains dalam kapasitas ribuan, tapi kita kan di Bolaang Mongondow setiap kepala keluarga dia mengelola usaha tani yang rata-rata kepemilikan tanah di bawah 0,1 hektar sehingga mereka akan lebih memelihara ternak mereka berkombinasi dengan usaha tani mereka di lingkungan rumah mereka di lahan lahan mereka karena kepemilikan lahan rata-rata penduduk Indonesia itu 0,1 sampai paling besar 2 hektar,” ucapnya.

Limi juga kembali meluruskan, bahwa mungkin yang dimaksud oleh Paslon nomor 2 kemungkinan adalah peternakan dalam skala yang  besar.

“Kalau seperti itu, nanti kalau saya dan Pak Welty terpilih, kita akan buatkan Peternakan besar di kawasan Lolak sana, disana ada lahan besar, nanti kita buatkan perdanya dulu baru dibuat kandang kandang sapi yang besar disitu, yang seperti itu mungkin yang perlu pemetaan Zona Tata Ruang,” pungkas Limi.***

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.