BOLMONG, DETOTABUAN.COM – Pengurus Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia (PK KNPI) kecamatan Bolaang Timur (Boltim) menggelar seminar pendidikan, yang digelar diruang Balai kantor desa Lolan, Selasa (15/8/2023).
Turut hadir Ketua DPD KNPI Bolmong Feramitha Tiffani Mokodompit, Kepala Dinas Pendidikan Renti Mokoginta, Camat Bolaang Timur Ahmad Yani Mamonto, Staf Ahli Bupati Bolmong Ahmad Yani Damopolii, Sekretaris Dinas Pariwisata Supriyadi Dilapanga, para Sangadi, Guru TK, SD dan SMP sekecamatan Boltim.
Selain itu, para pengurus kabupaten KNPI dan PK Boltim.
Dalam sambutan pemerintah membuka kegiatan tersebut,Staf ahli bupati bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia Ahmad Yani Damopolii, Menyampaikan apresiasi atas kegiatan seminar pendidikan yang dilaksanakan oleh PK KNPI kecamatan Boltim, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Bolmong.
“Selama berapa tahun ini KNPI Bolmong masih mandek, ketika dipimpin oleh ketua DPD KNPI Bolmong Feramitha Tiffani Mokodompit, program kepemudaan terus berjalan dengan baik. Kami pemerintah tentu mendukung penuh kegiatan KNPI,” katanya.
Lanjut dia, kegiatan seperti ini setahunya banyak program dijalankan oleh KNPI Bolmong, mulai dari kegiatan seminar di poigar. Bahkan menjadi narasumber di beberapa daerah.
“Saya harap kegiatan seperti ini tidak berhenti disini tapi terus berlanjut,” pintah Ahmad Yani Damopolii.
Kepala Dinas Pendidikan Renti Mokoginta mengatakan kegiatan seminar pendidikan pada hari ini merupakan bentuk dukungan terhadap kegiatan atau program dari KNPI Bolmong dan Kecamatan.
“Ini perlu didukung karena dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, dan sebagai gerakan pemuda untuk anak – anak kita lebih berkualitas,” katanya.
Kata dia, dukungan terhadap kegiatan pemuda itu penting, sebab merebut kemerdekaan Indonesia ditangan penjajah lewat perjuangan dari pemuda yang dibawah komando presiden pertama Soekarno, yang sejak itu ia baru 16 tahun.
“Pemuda kita punya kompetensi yang mumpuni dan luar biasa,” ujar Renti.
Untuk itu, dengan seminar pendidikan ini tentu akan berdampak baik terhadap pemuda dikabupaten Bolmong.
Ia juga berharap KNPI bolmong untuk bersama membantu mendata bagi para pemuda yang putus sekolah, sampaikan ke dinas pendidikan agar ditindak lanjuti.
“Untuk saat ini data putus sekolah tinggal sedikit bahkan buta huruf di Bolmong sudah tidak ada. Jika ada pemuda yang putus sekolah ada program paket yang tingkat pendidikannya setara dengan pendidikan reguler,” tambah Renti.
Sementara narasumber Ketua DPD KNPI Bolmong Feramitha Tiffani Mokodompit, sangat memberikan apresiasi atas kegiatan seminar yang digelar oleh PK KNPI kecamatan Boltim. Dan kepada dinas pendidikan yang turut mendukung kegiatan ini di ucapan terima kasih.
“Ini sekian kalinya saya jadi narasumber di setiap kecamatan di Bolmong. Ini tentu program DPD KNPI Bolmong,” katanya.
Dikesempatan itu, Mitha sapaan nama akrabnya, memaparkan tema dialog pendidikan dan pemuda menuju era 5.0.
Ia menjelaskan jumlah penduduk di Indonesia sesuai data BPS tahun 2023 bulan Maret terakhir, sebanyak 278 juta jiwa hampir 280 juta. Sementara untuk populasi pemuda di Indonesia ada sekitar 68 juta, nah sesuai undang – undang kategori pemuda itu disekitaran 15-30 tahun. Menurut Mitha, definisi pemuda itu mereka yang mempunyai semangat, tujuan visioner, dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan didaerah.
“Nah dari 68 juta pemuda di Indonesia ada sekitar 3 juta pemuda itu Setiap tahun lulus tingkat SMA, 1,3 juta masuk pendidikan formal, dan sisanya 1,7 juta lagi mencari lapangan kerja,” ungkap Mitha.
Mitha pun membandingkan negara maju seperti Singapura dan Indonesia yang baru sebatas berkembang. Kenapa demikian, Singapura meski tidak ada sumber daya alamnya (SDA) tapi sumber daya manusianya mereka cukup tinggi. Bisa dibayangkan Singapura yang tidak punya SDA tapi bisa maju.
“Hari ini kita sudah pada era 4.0 dimana kita telah dikendalikan oleh sebuah yang namanya teknologi, dimana tingkah laku dan cara berfikir saat ini sudah dikendalikan oleh teknologi. Tapi kadangkalah kita salah menggunakan teknologi sehingga terjadi dekradasi atau kemunduran bagi pemuda sebab salah menggunakan teknologi,” terang Mitha.
Kemudian, era 5.0 yang akan datang justru digabungkan atau dikolaborasikan menjadi suatu kekuatan untuk kemajuan globalisasi.
“Jadi nanti jika sudah masuk pada era 5.0 penggunaan teknologi itu boleh dimaksimalkan oleh pengetahuan manusia tapi kita harus tahu menggunakan komputer,” tandas Mitha. (Yono).