APH Dinilai Tak Serius Tangani Persoalan PETI di Bintauna

0
217

BOLMUT, Detotabuan.com – Meskipun sudah diberikan surat pemberhentian dari Dinas DLHK, serta penertiban oleh Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) beberapa waktu lalu, aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Bintauna masih saja terus beroperasi.

Hal ini menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat, mereka menilai aparat penegak hukum (APH) tidak serius menangani persoalan PETI di aliran sungai Kilometer 20 hutan Bintauna

Menurut penuturan warga Bintauna yang enggan disebut namanya, setelah Polres Bolmut melakukan penertiban di lokasi PETI, tidak ada satupun alat berat yang digunakan para penambang disita oleh Polres Bolmut.

Bahkan setelah dilakukan penertiban, alat berat jenis excavator terus bertambah bukan berkurang.

“Dari jumlah 9 unit pada bulan april alat berat jenis excavator ini, pasca penertiban sekarang menjadi 13 unit” ungkapnya, Kamis (04/07).

Menurutnya, aparat penegak hukum di Bolmut seakan tutup mata dan diam membisu. “So nyanda ada polisi di Bolmut ini? Buktinya, sudah hampir 6 bulan ini PETI di Bolmut masih juga beroperasi,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa penertiban yang dilakukan Polres Bolmut beberapa waktu lalu sempat menahan beberapa orang penambang namun sampai hari ini, status dari beberapa orang tersebut tidak ada kejelasan.

“Cuma ada tangka kong lapas ulang. Seolah-olah penambang kebal hukum,” jelasnya dengan nada kesal.

Di tempat terpisah, salah satu peneliti sejarah dan budaya Bintauna, Ersad Mamonto, menilai dan mempertanyakan Polres Bolmut yang tidak mampu menangani kegiatan ilegal ini.

“Saya heran, jelas-jelas secara terang benderang kegiatan tambang ilegal itu berkonsekuensi hukum. Namun, Polres seperti tidak berdaya dengan kondisi tersebut,” ungkap pria lulusan pasca sarjana Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia itu.

Terpisah, Kapolres Bolmut melalui Kasat Reskrim Dolly Irawan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp tidak menjawab. Meski begitu, hingga berita ini ditayangkan upaya konfirmasi tetap dilakukan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Detotabuan.com, sejumlah alat berat yang digunakan para penambang ini diduga sebagian besar milik bos besar berinisial SW alias Eskobar, yang merupakan mafia tambang asal Manado sebagai penyedia alat berat kepada penambang.

(Ipul)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.