(Oleh : Nanda Ardiningsih Manggo)
DENGAN sistem demokrasi perwakilan yang berlaku di Indonesia saat ini, rakyat setuju menyerahkan pengelolaan negara ini di pundak para anggota Dewan. Keputusan- keputusan penting, termasuk penyusunan konstitusi, yang diambil para wakil rakyat tersebut akan sangat menentukan masa depan bangsa. Karena itu, seharusnya para wakil rakyat diambil dari jiwa-jiwa terbaik dari bangsa ini.
Namun, sudahkah jiwa-jiwa terbaik bangsa ini yang mengisi posisi penentu masa depan bangsa tersebut? Kenyataannya, beberapa tahun terakhir, sosok wakil rakyat, khususnya DPR, terpuruk dan menjadi sorotan publik. Kinerja anggota DPR dinilai buruk dan bermasalah secara etika, mulai dari kunjungan ke luar negeri yang tidak jelas pertanggung jawabannya hingga pengadaan fasilitas kerja yang mewah. Lebih memprihatinkan lagi adalah keterlibatan sejumlah anggota Dewan, yang hampir merata dari semua partai politik, dalam kasus korupsi.
Berpijak dari kenyataan itu, Pemilihan Umum 2019 diharapkan dapat menghasilkan para legislator yang lebih baik, yang betul-betul bekerja untuk kepentingan bangsa di atas kepentingan lainnya. Namun, sudahkah persiapan ke arah tersebut dilakukan, baik oleh partai politik maupun rakyat yang akan memilih wakilnya nanti di DPR/DPRD?
Pesta Demokrasi semakin dekat , pepohonan di sudut-sudut kota seakan hidup bernyawa dengan berwajahkan tempelan baliho dari para kandidat caleg yang berlomba untuk memperkenalkan visi dan misi individu atau kepentingan kelompoknya .
Bahkan tidak sedikit para kandidat pemilu caleg ini berpenampilan nyentrik dan menarik di saat-saat kepentingan mereka saja , sosok kampungan yang sederhana pun bisa di sulap dengan menggunakan setelan jas dan pantofel mengkilat . mungkin ini tingkah jitu mereka untuk bersosialisasi kepada masyarakat agar bisa banyak di kenal oleh seluruh kalangan.
Dari masa ke masa Pemilu Caleg selalu di hidangkan dengan bumbu pencitraan, muncul nya wajah-wajah baru tentu nya akan mengganggu reputasi wajah lama yang selalu ingin mendominasi di kursi legislatif , semoga saja hal-hal seperti ini nantinya tidak berujung konflik seperti konflik yang pernah terjadi antara sesama anggota legislatif beberapa waktu yang lalu dan akhirnya hanya mencoreng citra seluruh lembaga Dewan “Terhormat”. Banyak masyarakat yang mendambakan sosok caleg baik , jujur dan beragama tapi itu bukan satu-satu nya kriteria yang dapat membangun bangsa dan negara ini.
Saat ini Bolaang Mongondow membutuhkan sosok yang tegas , bijaksana serta memiliki ide-ide canggih cemerlang untuk sistem pembangunan Daerah dimasa yang akan datang. Integritas dan kepekaan Akan aspirasi dan tugas seorang Caleg juga butuhkan. Dan sifat Ini lah yg ada pada sosok Hi Herson Mayulu. Orang yg tak pernah menutup pintu untuk rakyat, sosok yang sederhana namun tetap merakyat, bukan sosok yang hanya baik dan jujur . Tetapi Juga menjadi idola Masyarakat.
Sosok inspiratif, dan sifat religiusitas yang menjunjung tinggi toleransi tanpa membeda-bedakan Suku, Ras Agama dan Budaya menjadikan H2M sebagai Simbol toleransi ditengah masyarakat yg majemuk. Kepemimpin H2M bukan baru kemarin. Berbekal akan pengetahuan serta pengalaman yg mumpuni pada tata kelola pemerintahan dan pernah menjadi Wakil Rakyat pada tahun 2009, inilah yang membuat Tekad Hi Herson Mayulu begitu kuat dan Bulat untuk menjadi Wakil Rakyat di Senayan Untuk menjadi Budak Rakyat, Menjadi Pelayan Rakyat, Menjadi Penyambung Lidah Rakyat.
Semoga Allah Yang Maha Esa, menganugerahkan sosok Pemimpin seperti baliau untuk Bolmong Raya Maju, Dan Hebat, Semoga hasil pemilu 2019 nanti bisa menghasilkan sosok-sosok yang tepat dan bertanggung jawab untuk duduk di kursi legislatif mendatang dan pastinya tidak mengecewakan rakyat lagi lagi dan lagi .