BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Virus corona saat ini menjadi ancaman bagi sejumlah Negara. Waspada dengan itu, berbagai cara dilakukan untuk terhindar dengan virus dari familia coronaviridae yang diduga berasal dari hewan ini.
Terindikasi virus yang ditakuti banyak orang ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, China, dan telah merenggut puluhan jiwa. Di Indonesia, antisipasi masuknya virus corona dari Wuhan, Cina itu, sudah menyiapkan semua unsur.
Termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) baik di bandar udara maupun di bandar laut. Tak terkecuali di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Pasalnya, Bolmong menjadi daerah yang patut menaruh perhatian pada serangan virus corona.
Apalagi, Bolmong mendominasi tenaga kerja asing (TKA) asal China di Sulawesi Utara (Sulut). Meski tak menyebutkan jumlah pasti TKA asal China yang beraktivitas di Bolmong, Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Bolmong Ramlah Mokodongan mengatakan, TKA di Bolmong terdiri dari sejumlah negara. “Namun yang terbanyak tenaga kerja dari China,” katanya.
Jumlah itu belum terhitung dengan jumlah turis China yang masuk keluar di Sulut. TKA asal China diketahui terkonsentrasi pada pabrik semen milik PT. Conch North Sulawesi Cement (CNSC) yang beroperasi di Desa Lalow, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong.
Menyusul, perusahaan asal China tersebut memiliki pelabuhan khusus, sebagai armada laut mendistribusikan produksi pabrik.
Untung saja, di Indonesia khususnya di Sulut, belum ditemukan pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus yang diketahui mematikan itu.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmong Erman Paputungan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yusuf Detu mengatakan, pihaknya tetap mengantisipasi masuknya virus tersebut dengan bekerja sama dengan KKP Bandara Samratulangi Manado. “Warga Tiongkok (China) harus menjalani pemeriksaan di bandara,” kata dia.
Dijelaskan, warga China maupun Tiongkok juga menjalani karantina di negaranya sebelum berkunjung ke Indonesia. Dengan sistem penjagaan seperti itu, dia mengklaim penderita virus tersebut sulit lolos dari pengawasan. “Jadi perlindungannya berlapis,” tuturnya.
Dia mengakui, jika terindikasi ada warga asing yang terjangkit virus tersebut, pihaknya tak segan untuk berkoordinasi dengan instansi terkait dan memulangkannya ke negara asal. (Ind)