Di Bolmong, Tradisi Monuntul Jadi Objek Wisata Religi

oleh -107 Dilihat
oleh

BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Seluruh umat Muslim di Bolaang Mongondow Raya (BMR) dan Gorontalo, sejak Jumat, (1/6) malam, melaksanakan tradisi Monuntul (Malam pasang lampu) yang bagi masyarakat Gorontalo disebut Tumbilo Tohe.

Tradisi Monuntul yang biasanya dilakukan oleh umat muslim di BMR dan Gorontalo ini, dipasang selama tiga malam akhir Ramadan, sebelum berkumandangnya takbir jelang Lebaran.

Seperti diketahui, lampu Monuntul ini, dipasang oleh seluruh umat muslim di BMR dan Gorontalo saat adzan Maghrib dengan diawali membaca Surat AI Qadr.

Sementara, banyaknya lampu Monuntul harus sesuai jumlah anggota keluarga. Semisal, jika dalam satu rumah anggota keluarganya terdapat sebanyak 10 orang, lampu Monuntul yang dipasang berjumlah 10 buah.

Diketahui, tradisi Monuntul ini merupakan warisan turun temurun untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Dimana lampunya terbuat dari botol yang berisi bahan bakar minyak tanah.

Hingga saat ini pun, tradisi Monuntul terus dipertahankan. Bahkan dijadikan obyek wisata religi di berbagai wilayah di BMR dan Gorontalo.

Seluruh Kabupaten yang ada di BMR, diketahui secara meriah melakukan tradisi ini. Tak terkecuali di Kabupaten Bolmong. Pantauan Detotabuan.com, di Kelurahan Imandi Kabupaten Bolmong pun, antosias warga muslim melakukan tradisi ini terbilang tinggi.

Mereka menghiasi malam Monuntul dengan berbagai kreativitas. Selain banyaknya lampu botol yang dipasang, mereka membuat karya yang menggambarkan sebuah Al Quran, disertai dengan tulisan ayat suci Al Quran.

Karya itupun menjadi pusat perhatian pengunjung. Selain menghayati malam Monuntul, karya tersebut menjadi tempat untuk mengabadikan gambar bagi banyak warga.

“Ya, ini dilakukan setiap tahun sekali, jadi harus diabadikan dalam gambar foto. Keluarga kerabat semuanya diajak ke sini untuk menyaksikan malam Monuntul,” ungkap Nelviani Manggopa Warga Dumoga, saat berkunjung.

Menariknya, yang berkunjung juga dalam malam Monuntul ini tidak hanya warga Muslim, tetapi banyak juga warga dari agama yang lain.

“Kami memang selalu berkunjung di setiap momen-momen keagamaan seperti ini. Umat muslim juga sangat welcome, ketika kami mau berkunjung dan mengambil gambar untuk foto,” kata sejumlah mengunjung. (Ind)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.