Pemerintah Kota Launching Buku Bertajuk Kepahlawanan, Buah Pena Anak Daerah Kotamobagu

oleh -2598 Dilihat
oleh

Detotabuan.com, KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota Kotamobagu melaunching buku bertajuk kepahlawanan, yang merupakan buah pena anak daerah asal Kota Kotamobagu bernama Murdiono Prasetio A. Mokoginta.

Buku dengan judul “Perlawanan Rakyat di Pedalaman Mongondow Tahun 1902” mengungkap tentang sejarah perlawanan masyarakat pedalaman Mongondow yang kini menjadi wilayah Kota Kotamobagu dan sekitarnya, terhadap Pemerintah Kolonial Belanda antara tahun 1901 sampai 1902.

Kepada detotabuan.com, Murdiono menuturkan, buku karyanya tersebut juga mengungkap awal mula penyatuan kerajaan Bolaang Mongondow, Bolaang Uki, Bolaang Itang, Kaidipang, dan Bintauna ke dalam Afdeeling Bolaang Mongondow dengan pusat pemerintahan di Kota Baru yang menjadi cikal bakal lahirnya Kota Kotamobagu.

“Segala kebijakan pemerintah kolonial pada masa itu mendapat tantangan dari masyarakat Mongondow yang berujung pada perlawanan dengan mengangkat senjata melawan pemerintah Belanda. Buku ini mengungkap kisah heroisme, kepahlawanan, dan perjuangan orang-orang yang ada di Kota Kotamobagu saat ini, untuk melawan penjajahan dan penindasan,” ungkap Dion sapaan akrab Murdiono.

Sejarawan muda ini mengatakan, melalui buku yang ia tulis itu, tergambar kisah perjuangan orang Bolaang Mongondow yang menjunjung tinggi semangat mototompiaan, mototabiaan, bo mototanoban, tetapi di sisi lain anti terhadap penjajahan dan penindasan terhadap hak-hak asasi manusia bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Kotamobagu, khususnya Penjabat Walikota bapak Abdullah Mokoginta dan Sekretaris Daerah bapak Sofyan Mokoginta, yang telah memberikan ruang untuk melaunching karya ini bertepatan dengan momentum Upacara Hari Pahlawan di Kota Kotamobagu,” ujar Dion.

Dikatakannya, konteks dan latar dalam peristiwa di buku yang ia tulis, memang berada di wilayah Kota Kotamobagu dan sekitarnya yang dahulu disebut Pedalaman Mongondow.

“Bagi saya, momen launching tadi sangat monumental, dan saya berharap, semoga tahun 2025 mendatang, Pemerintah Kota bisa menganggarkan penelitian sejarah dan kebudayaan lokal Bolaang Mongondow, serta membeli buku karya – karya anak daerah untuk disebarkan di sekolah-sekolah dan mengisi ketersediaan koleksi buku lokal di perpustakaan daerah,” ucap Dion menambahkan.

(Alfrieda Serang)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.