KOTAMOBAGU,DETOTABUAN.COM – Wakil Walikota Kotamobagu, Nayodo Kurniawan terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk tinggal dirumah jabatan meski pada Rabu (3/10) tadi dirinya resmi menempati Rujab tersebut.
Pasalnya, sejumlah perabotan di Rujab sebagian sudah tidak ada, yang tersisa tinggal tiga set kursi, beberapa lemari, sound system, TV dan satu buah kompor gas. Sementara barang-barang lainnya mulai dari sendok hingga kasur sudah tidak ada.
Salah satu sumber di Bagian aset Pemkot Kotamobagu mengungkapkan, aset milik pemkot yang tidak ada di Rujab, jika merujuk pada nilai harga awal belanja kurang lebih Rp800 juta yang tidak ada.
“Nilai aset keseluruhan berdasarkan belanja awal Rp1,9 miliar. Itu kita hitung sebelum penyusutan. Datanya ada semua. Dalam waktu dekat kami akan koordinasi dengan mantan wakil walikota untuk menanyakan aset-aset yang tidak ada lagi di rumah jabatan ini. Karena itu akan menjadi temuan pada pemeriksaan nanti,” ujar sumber.
“Memang belum layak ditinggali. Piring dan sendok saja tidak ada. Pak Wakil Walikota sudah kembali ke rumah pribadi beliau di Gogagoman,” tambah sumber lagi.
Diwawancarai awak media, Nayodo mengatakan keputusannya kembali ke rumah pribadinya, karena fasilitas di rumah dinas wakil walikota tidak menunjang untuk ditinggali.
“Sebagai seorang wakil wali kota saya diberikan fasilitas oleh negara sesuai dengan undang-undang dalam rangka menjalankan tugas negara. Masa saya harus bawa kasur sendiri, piring, serta barang-barang lainya ke rumah dinas. Makanya untuk sementara saya tinggal di gubuk saya di Gogagoman,” ucapnya saat diwawancarai sejumlah wartawan, Rabu (3/10/2018).
Lanjut Nayodo, ia baru akan menempati Rujab tersebut, jika fasilitasnya telah lengkap sesuai kebutuhan untuk melancarkan tugas-tugas kedinasan sebagai wakil wali kota Kotamobagu.
“Untuk itu, saya meminta kepada Bagian Umum dan Aset untuk menginventarisir barang-barang yang ada di rumah dinas wakil walikota supaya tidak jadi fitnah,” ucapnya.
Terpisah, mantan Wakil Walikota Kotamobagu Jainudin Damopolii mengaku, jika beberapa aset di rumah dinas wakil walikota, masih berada di rumah pribadinya.
“Bukan dibawa pulang. Kebetulan waktu cuti Pilkada lalu, saya tidak kembali lagi ke rumah dinas dan aset tetap saya gunakan. Kalau ada yang hilang akan ditukar, karena itu milik negara,” kata Jainudin.
Meski demikian kata Jainuddin, ia telah meminta Bagian Umum untuk membuatkan berita acara aset yang harus dikembalikan.
“Kalau harus ditukar, minta tim appraisal (penaksir nilai) menghitung. Tapi hanya aset yang saya pakai, jangan orang lain yang bawa kemudian dibebankan ke saya. Saya juga tidak mau ada kesan saya bawa pulang aset,” pungkasnya. (Tr2)