KOTAMOBAGU, DETOTABUAN.COM – Setelah sebelumnya sukses dengan program lipu’ modarit, lipu’ mo sehat, Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara sosialisasikan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), Kamis (20/10) di hotel Sutan Raja Kotamobagu.
Dalam sambutannya Tatong mengatakan, untuk menyukseskan program KOTAKU tersebut, ada delapan Kelurahan yang menjadi sasaran sesuai SK yang ada.
“Diantaranya, Gogagoman, Kotamobagu, Mogolaign dan Molinow untuk Kecamatan Kotamobagu Barat. Kotobangon, Tumubui, Kobo Besar untuk Kotamobagu timur serta Kelurahan Mongondow untuk Kotamobagu Selatan,” ungkap Tatong.
Pemilihan kelurahan tersebut, menurut Tatong, didasari kriteria daerah, diantara padat penduduk dan berdasarkan hasil FGD (Focus Group Discussion) III.
“Setelah dikonsultasikan ke pusat, Kota Kotamobagu tidak masuk klinik. Artinya Kotamobagu itu, bebas dari berbagai hal yang mengarah pada klinik,” imbuh Tatong.
Selanjutnya, berdasarkan hasil FGD III, yang masuk program KOTAKU ketambahan dua. Yaitu Kelurahan Biga dan Motoboi besar, sehingga total menjadi sepuluh.
“Permukiman kumuh adalah sebuah kondisi kawasan permukiman yang letak bangunannya tidak teratur, halaman sempit, berbatasan dengan jalan, bangunan berhimpitan, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai,” jelas Tatong.
Indikasi lainnya, ungkap Tatong, berdasarkan aspek sosial, pemukiman kumuh ditandai dengan pertambahan penduduk yang tinggi, tingkat pendapatan dan kesehatan yang rendah.
”Saya mengimbau peserta sosialisasi dan workshop strategi komunikasi dapat mangikuti kegiatan ini dengan serius, karena kegiatan ini penting dan strategis dalam rangka pelaksanan program KOTAKU di Kotamobagu dengan target 0 % daerah kumuh di Kotamobagu sampai 2019 mendatang,” demikian Tatong.
Hadir dalam kegiatan tersebut, anggota DPRD Kotamobagu Agus Suprijanta, Djufri Limbalo, Asisten I Nasrun Gilalom, Asisten II Gulimat Mokoginta, Kepala-kepala SKPD, Lurah dan koordinator program KOTAKU, Frenki Pandelen. (udi)