BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Petani di Dumoga dan Dumoga Timur, mendapat bantuan kredit produktif dari DanaRupiah, yang disosialisasikan di Balai Desa Mogoyunggung II, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Kamis (4/7).
Pemberian kredit dari platform Fintech Peer to Peer (P2P) Lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, diberikan kepada sebanyak 200 petani jagung. Pemberian bantuan kredit produktof dari DanaRupiah itu di Desa Mogoyunggung, menggandeng PT Karya Bangun Informasi (KBI) sebagai mitra setempat, yang memberikan data petani penerima kredit, juga menjamin ketersediaan bibit dan pupuk.
Diketahui, setiap petani mendapatkan kredit produktif senilai Rp7,5 juta berupa pembiayaan penyediaan bibit dan pupuk selama 4 bulan masa tanam. KBI telah melakukan integrasi teknologi API (Aplication Programming Interface) data petani dengan platform DanaRupiah.
Kredit produktif itu sendiri adalah bagian dari diversifikasi pengembangan usaha DanaRupiah dari cashloan, serta wujud komitmen DanaRupiah dalam perluasan akses keuangan masyarakat sejalan dengan revolusi industri 4.0.
Menurut Presiden Direktur (CEO) DanaRupiah, Entjik S. Djafar keberadaan platform Fintech Lending merupakan salah satu solusi meningkatkan akses pendanaan masyarakat selain dari lembaga keuangan formal.
“Ya, kredit produktif bagi 200 petani jagung ini juga merupakan diversifikasi usaha DanaRupiah ke sektor produktif yang sebelumnya banyak di sektor cashloan. Melalui Fintech Lending, proses ringkas, cepat, dan transparan membuat proses pemberian kredit menjadi lebih mudah dan dapat mempercepat pemerataan penyaluran kredit di Tanah Air,” kata Entjik saat acara penyerahan kredit produktif.
Pendanaan dari DanaRupiah ini juga sudah dilengkapi asuransi gagal panen dari mitranya yakni Asuransi Jasindo. Dengan demikian akan mengurangi risiko dari kondisi yang tidak diharapkan.
Kabupaten Bolmong merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar di negeri ini. Potensi peningkatan produksi pun masih cukup besar, namun peningkatan produksi tersebut tentu membutuhkan sumber pendanaan.
“Jadi, kami harapkan dengan kredit produktif dari DanaRupiah ini, kiranya mampu mendorong produksi petani jagung, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu juga dapat meningkatkan inklusi keuangan masyarakat yang belum terjangkau akses perbankan,” ucap Entjik.
Entjik menambahkan DanaRupiah akan melanjutkan penyaluran pinjaman produktif senada untuk daerah lainnya, yakni ke Sulawesi Selatan untuk petani jagung, singkong, bawang, kentang, cabai, dan kedelai.
“Kami berkomitmen mendukung Otoritas Jasa Keuangan agar Fintech Lending turut meningkatkan kapasitas pendanaan produktif demi mendorong inklusi keuangan melalui perluasan akses permodalan UMKM termasuk petani. Hal ini ditopang dengan tercatatnya sekitar 1,5 juta pengguna yang sudah mengunduh (download) aplikasi DanaRupiah. Kami akan terus meningkatkan jumlah user demi menambah peranan DanaRupiah dalam perluasan inklusi keuangan,” ucap Entjik.
Sementara itu, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow yang diwakili Asisten II Setdakab, Ir. Yudha Rantung, dalam sambutannya mengatakan, Kabupaten Bolmong, yang dari dulu hingga sekarang dikenal dengan daerah lumbung berasnya Sulut, mempunyai potensi unggulan dalam bidang pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan, peternakan dan bidang pertambangan, serta sektor pariwisata.
“Dalam rangka mempertahankan swasembada pangan berkelanjutan, mulai tahun 2015 lalu pemerintah lewat dinas pertanian telah melaksanakan program upaya khusus yang di antaranya upaya tanaman jagung,” kata dia.
Diinformasikan juga, program upaya khusus untuk jagung itu, di tahun 2018 lalu, secara keseluruhan dengan luas tanam 106.817 hektare, luas panen 90.997 hektare yang ampu menghasilkan 410.980 ton jagung kering.
Dirinya berharap, produktivitas panen jagung lebih meningkat lagi, dan mampu mencapai target swasembada jagung. Berdasarkan data OJK hingga 25 Juni 2019, total Fintech P2P Lending terdaftar sebanyak 113 entitas. Akumulasi pinjaman lewat fintech lending hingga Mei 2019 tercatat sebesar Rp 41,04 triliun. Nilai ini tumbuh 81,11% dibandingkan tahun lalu atau year to date (ytd) di 2018 sebesar Rp 22,66 triliun.
Data Pricewaterhouse Coppers (PWC) menyebutkan akses kredit Fintech Lending untuk UMKM pada 2018 diperkirakan sebesar Rp 4,3 triliun. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi Rp 7,5 triliun pada 2019 dan menjadi Rp 19,4 triliun pada 2020. Dengan peningkatan akses kredit ke sektor UMKM ini akan meningkatkan kualitas hidup dan akan mendorong daya beli. (Ind)