Oleh: Konni Balamba
ENTAH akan dimulai dari mana 10 jari ini mengetik. Tetes demi tetes air mata membasahi keyboard komputer kantor ku, jika mengingat kenangan-kenangan indah bersama Sahabatku Bung Jojo Gulama, yang kini telah pergi untuk selamanya.
Memori aktifitas peliputan di berbagai kegiatan pemerintahan maupun kegiatan lainnya, masih terekam jelas dalam ingatan. Bung Jojo begitu kerap almarhum disapa, sering bersenda garau dengan kami dan teman-teman seprofesi (wartawan) lainnya. Senda gurau dari almarhum lantas menghilangkan sejenak rasa lelah kami, sembari mengeluarkan tawa, sebagai bentuk pelepas penat.
Yang sulit dilupakan kala tim sembilan ‘mengadu nasib’ di penghujung tahun 2015. Almarhum merupakan salah satu inisiator yang kerap menjadikan rumahnya, sebagai tempat kumpul untuk berbincang dan berdiskusi.
Kopi jahe dan sejumlah kue buatan dari Mama Fikar (istri bung Jojo), disajikan kepada kami tim 9 (Sandi Parasana, Tio Mokongan, Junaidi Amra, Ridwan Kalauw, Supriyadi Dadu, Risman Umar, Zalharman Abidujulu, Jojo dan Saya sendiri Konni Balamba).
Kabar tersebut datang di tengah malam, memecah keheningan. Tetesan air mata membanjiri ketika mendengar berita engkau yang sudah seperti saudara telah dipanggil sang khalik. Hari ini Engkau telah menutup buku harianmu, yang penuh warna dan yang tak pernah pudar sahabat ku.
Ingin tubuh ini membangunkanmu. Meretas kembali ingatan dan nostalgia kebersamaan, yang pernah kita lalui pada hari yang penuh perjuangan.
Jangan biarkan kain putih menutupi raut wajah mu. Bangun lah, bangunlah, bangunlah Sahabat ku. Kami ingin bercanda, bergembira, tersenyum dan tertawa bersama seperti yang sudah dilalui bersama.
Kenapa Engkau terlalu cepat meninggalkan Kami ?
Sahabat Ku, sayang waktulah yang memisahkan kita, perjalanan mu di dunia sudah berakhir sahabat ku. Kami tidak akan melupakan mu hingga kita bertemu di dunia yang berbeda.
Selamat jalan sahabat ku, semoga Engkau tenang ditempat yang selalu membuat mu tersenyum. Selamat jalan sahabat ku Ahmad R Gulama (Bung Jojo). Innalillahi wa innailaihi raji’un. (*)
