Stafsus Gubernur Kritik Rencana Pemerintah Menaikkan Harga BBM

oleh -131 Dilihat
oleh

SULUT,DETOTABUAN.COM – Wacana Pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite dan Solar menuai kritikan banyak pihak. Salah satunya datang dari Tokoh Masyarakat (Tokmas) Bolaang Mongondow (Bolmong) yang juga Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Ekonomi M. Firasat Mokodompit, SE.

Firasat mengatakan, pemerintah harusnya menghitung ulang kenaikan harga BBM, karena akan berimbas ke banyak hal diantaranya harga sembilan bahan pokok (Sembako).

Hari ini saja kata dia, Harga telur ayam yang biasa dijual 22.000 per kilogram naik hampir 50 persen menjadi 32 – 35 ribu per kilogram, dipastikan kedepan harga Barito akan terdongkrak naik yang akan ditindak lanjuti dengan naiknya harga sembako.

“Jika harga Sembako tak terkontrol, maka akan terjadi Inflasi dan daya beli rakyat menurun. Maka ini yang perlu diperhatikan pemerintah, sebab yang paling merasakan dampaknya adalah rakyat kecil,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan Pemerintah untuk tidak menggunakan parameter harga Asean, sebab pendapatan perkapita rakyat disana sangat tinggi diatas 20.000 US $ – US $ 50.000 per kapita dimana kita di indonesia baru beranjak pada tataran US $ 2000 – US$ 4000 per kapita.

“Saya menilai pernyataan Menko Kemaritiman pak Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan harga BBM di indonesia terendah se- Asia itu terlalu arogan,” ketusnya.

Seharusnya kata Firasat, Pemerintah melihat keberadaan rakyat Indonesia yang cari kerja pun susah karena sudah di dominasi TKA Asing, hingga pekerjaan sopir pun sekarang ini berasal dari China.

Belum lagi kata dia, pendapatan rata rata masyarakat, yang jika mengacu pada Upah Minimum Provinsi Sulut hanya 3,2 jt atau pertahun hanya 38,400.000 atau US $ 2560.

“Ini artinya rakyat kita masih  butuh Subsidi agar miliki kemampuan untuk membeli BBM yang merupakan kebutuhan utama selain sembako,” terangnya.

Menurutnya, jika pemerintah hanya menaikkan BBM sebesar 10 persen maka kenaokan harga harga barang itu juga hanya dikisaran 10 persen, sehingga daya beli masyarakat masih seimbang dengan pendapatan mereka.

“Jadi sekali lagi, kami minta pemerintah harus hati hati menetapkan harga BBM, jangan hanya didasarkan beratnya postur subsidi BBM pada APBN lantas tugas pemerintah mensejahterakan rakyatnya justru di abaikan,” pungkas pria yang dikenal sangat kritis ini.

Diketahui, sebelumnya dalam Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin yang disiarkan virtual, Jumat (19/8/2022) lalu, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, saat ini pemerintah sedang berhitung untuk menaikkan harga BBM subsidi.

Binsar bahkan menyebut, Presiden Jokowi akan segera bicara ke publik soal keputusannya tersebut.

“Menaikkan harga Pertalite yang kita subsidi cukup banyak dan juga itu solar, modeling ekonominya (hitung-hitungan) sudah dibuat. Nanti mungkin minggu depan Pak Presiden akan umumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini,” kata Luhut.

(Ludin)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.