SULUT – Hadirnya media sosial (medsos) di tengah era digital saat ini mendorong teknologi komunikasi dan informasi, serta aspek kehidupan lainnya mengalami perkembangan sangat hebat dengan beragam tantangan kompleks terhadap masyarakat secara luas.
Hal itu disampaikan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, SE dalam sambutan yang diwakili Plt. Kadis Kominfo Jeti Pulu pada acara Social Media Peacemaker yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, Jumat (13/4/2018) pagi.
“Media sosial yang lahir dalam era digital-pun, hampir menjadi kebutuhan primer masyarakat, karena manfaatnya yang begitu besar, diantaranya sebagai tempat promosi, ajang memperbanyak teman, sebagai media komunikasi, maupun tempat berbagi foto, dokumen, maupun pesan suara, dengan fitur yang ada pada media sosial,” katanya.
Lanjut Gubernur Olly, seiring banyak penggunaannya, tidak dapat dipungkiri, bahwa medsos telah banyak disalahgunakan, atau telah banyak orang yang menggunakan medsos sebagai alat untuk melakukan kejahatan seperti penipuan, menebar kebencian, isu SARA, radikalisme dan terorisme.
Oleh karena itu, untuk menyikapi tantangan tersebut, Olly mengimbau masyarakat mampu memanfaatkan fasilitas-fasilitas kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, atau medsos secara cerdas, bijak dan bertanggungjawab.
“Agar kita semua terhindar dari ekses-ekses negatif yang sangat berpotensi merusak moral, kepribadian, dan masa depan, serta tatanan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai,” tandasnya.
Terkait pelaksanaan agenda Sosial Media Peacemaker, Gubernur Olly sangat mengapresiasinya. Dirinya optimis agenda tersebut dapat meningkatkan pemahaman seluruh peserta tentang dampak penyalahgunaan medsos.
“Kegiatan ini dapat menambah pemahaman serta wawasan kita dalam menyikapi tantangan di era digital atau penyalahgunaan media sosial,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara meminta agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memasukan data pribadi dalam aplikas-aplikasi media sosial. Sebab data yang sangat pribadi bisa jadi disalahgunakan oknum tertentu ketika terjadi kebocoran atas data tersebut.
“Masing-masing kita harus berhati-hati dalam memberikan data pribadi saat install aplikasi-aplikasi, baik media sosial maupun messenger,” katanya.
Rudiantara pun meminta masyarakat agar bisa mengurangi penggunaan medsos jika aplikasi yang digunakan tidak memberikan nilai tambah. Namun, jika media sosial tersebut memang dibutuhkan dalam menjalani aktivitas maka masyarakat dipersilahkan mengakses medsos apapun. Asalkan setiap pengguna paham akan potensi bahaya yang bisa saja menyerang para pengguna medsos.
Terkait kebocoran data Facebook, Rudiantara menuturkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan perwakilan FB yang berdomisili di Indonesia. Mereka pun telah berjanji akan memitigasi berbagai persoalan yang menyangkut data pengguna Facebook di Indonesia.
“Saat ini mereka masih melakukan audit seluruh aplikasi pihak ketiga yang ada di FB. Menkominfo sudah ultimatum untuk dilaporkan secepatnya. Semoga tidak ada penyelewengan penggunaan data-data pribadi pengguna FB di Indonesia,” imbuhnya.
Pertemuan itu turut dihadiri Ketua Sinode GMIM Pdt. Hein Arina, Rektor Unsrat Prof. Ellen Kumaat, Inisiator My Home Ps. Indri Gautama dan Fasilitator Umum Manado My Home, Lenny Matoke. (**)