SULUT,DETOTABUAN.COM – Sejak dilantik sebagai Staff Khusus Gubernur Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) bulan Januari 2021 lalu, Mochamad Firasat Mokodompit, SE terus bergerak.
Hal ini guna memastikan Visi Misi Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (ODSK), untuk membuat UMKM IKM Sulut Naik kelas, benar benar tercapai sebagaimana Visi Misi ODSK.
Tak main main, hingga hari ini sudah ratusan pelaku UMKM IKM yang berada di 6 Kabupaten Kota se Sulut yang berhasil didatangi, mulai dari Pedagang asongan, kuliner, usaha perbengkelan, Chemical Produk dan ratusan pelaku usaha lainnya.
Firasat mengatakan, berdasarkan Data Dinas Koperasi dan UKM Sulut, setidaknya ada 381 ribu pelaku Usaha Sulut yang tersebar di 15 Kabupaten kota.
“Mereka ini, merupakan penggerak perekonomian sulut yang memberikan sumbangan PDRB dari sektor product UMKM IKM,” sebutnya.
Sebab itu, berbagai Stimulus kebijakan pemerintah dilakukan pemprov Sulut, guna melakukan penetrasi mendorong pelaku usaha bergerak berbenah untuk majukan produknya naik kelas atau Go Sulut.
“Kunjungan ini, juga untuk memastikan Instansi Tehnis lakukan pelatihan, workshop dan diklat untuk Tingkatkan Kompetensi pelaku usaha. Namun Program pendampingan perlu terus diupayakan kedepan,” tambahnya.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE, dalam berbagai kesempatan, mendorong agar UMKM IKM Sulut harus naik kelas bahkan go-Sulut yang tentu, semua harus dilakukan dengan upaya penetrasi Kebijakan percepatan Ekonomi sulut.
“KEK PARIWISATA Likupang adalah pasar Potensial produk UMKM IKM Sulut, sehingga itu Gubernur minta harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dimana pemerintah kabupaten kota juga harus bersinergi mempersiapkan galeri-galeri khas daerah masing masing di Likupang untuk menampung product UMKM IKM masing masing daerah,” ujarnya.
Menariknya, dari hasil identifikasi rata rata ada 6 persoalan yang dihadapi para pelaku UMKM IKM di Sulut diantaranya soal Perizinan, Packaging (Kemasan), Pemasaran, Rumah Produksi (Processing), Permodalan dan yang terakhir Pendampingan.
“Dari 6 permasalahan diatas maka kita mencarikan solusinya, dengan melakukan Koordinasi lintas instansi dan Perbankan, mulai dari Dinas Koperasi UKM, Dinas Perindag, Pihak Perbankan BI- Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank SulutGo,” terangnya.
Pucuk dicintai ulam pun tiba, dengan Keseriusan dan Kerja Keras menghasilkan Trust (Kepercayaan.red), Dimana dirinya diminta merekomendasikan pelaku usaha potensial yang akan di support perBANKan, dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro hingga 2 Miliar, untuk pelaku usaha Eksportir termasuk sosialisasi BPUM sebagai Stimulus Pemerintah pusat dan Pemprov Sulut dalam kebijakan hadapi Covid-19 yang berdampak bagi pelaku Usaha.
“Program pendampingan menjadi sangat penting, karena 80 persen pelaku UMKM IKM memohon adanya pendampingan, agar support Perbankan dimanfaatkan pelaku usaha untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi, Penataan Dapur Processing sesuai standar dan Ketersediaan Bahan baku bagi product Kemasan dan akses Pasar yang perlu mendapatkan penetrasi kebijkaan Pemrov,” pungkasnya. (**)