Oleh : Firasat Mokodompit, SE. (Stafsus Gubernur Sulut, Bidang UMKM/IKM)
SALUT untuk Kadis Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Ir. Ronald Sorongan dan Kadis Perdagangan Perindustrian Edwin Kindangen, dalam koordinasi yang begitu kooperatif dan terbuka memaparkan berbagai program Pembinaan UMKM/IKM Sulut.
Memang tak dipungkiri data sementara UMKM/IKM terdaftar ada 381.000 pelaku usaha, hanya saja pembinaan kepada mereka tak seperti membalikkan tangan, terlalu kompleks Problem Solving di lapangan, begitu ketemu mereka langsung sampaikan, ada bawa bantuan?
Mindset atau Pola Pikir pelaku usaha ini harus diubah, karena kehadiran pemerintah tidak sekedar dukungan modal usaha, tapi ada pelatihan, pemberian alat untuk kelompok, dorongan kontinuitas usaha dan dukungan kemudahan kredit murah perbankan serta peralatan bagi UMKM/IKM Sulut, termasuk didalamnya lakukan kerjasama Pemasaran.
Gubernur dalam setiap kesempatan mengemukakan program pemerintah dlm pembinaan UMKM/IKM tidak semata dalam bentuk Permodalan, namun kontinuitas usaha juga harus diperhatikan hingga pengurusan sertifikat tempat usaha.
Stimulus inilah harus dijemput para pembina dan terpenting dari itu identifikasi pelaku usaha harus valid, jika ada dukungan tidak salah sasaran.
Tahun 2020, Presiden telah memberikan Stimulus bagi para Pekerja senilai 2,4 juta sang saya tau tidak semua mendapatkan itu.
ODSK SAPA UKKM IKM SULUT
kedepan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, tak dipungkiri kekuatan ekonomi kita, 60 persen (%) dilakukan pelaku usaha UMKM/IKM, dalam suasana ancaman pademi, memang kita masih agak Down dalam pembinaan, namun semua stimulan harus disiapkan hadapi suasana ini.
Kita semua tidak tau kapan pandemi Covid ini akan berakhir, namun kita tak boleh tinggal diam berpangku tangan, hidup harus tetap berjalan, kerja harus dilakukan, usaha juga demikian adanya, walau dalam keadaan terpuruk, kita tak boleh berhenti berusaha.
INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PELAKU USAHA MENJADI PROORITAS.
381 ribu Pelaku UMKM IKM di sulut yang menyebar di 15 kabupaten/kota, perlu mendapatkan perhatian, walau tentu tak sebanyak itu yang masih eksis. Dari hasil kunjungan lapangan terungkap bahwa banyak usaha yang mati karena Covid, jam membuka usaha yang terbatas, persaingan masuknya pemain besar Indomart Alfamart di desa berimplikasi tidak bisa berkembangnya Warung-warung tradisional, terlebih harga yang kompetitif berimplikasi Warung-warung kolaps.
Banyak juga masukan adanya permintaan membuat proposal, sudah 3-4 kali masukkan ke dinas namun tidak ada realisasinya sehingga kami kecewa tak kunjung datang bantuan pemerintah.
Program Presiden (Banpres) untuk para pekerja dan pelaku usaha 2,4 kita, kami kecewa tidak mendapatkannya. Lebih kecewa lagi kami sebagai penerima, tujuan Presiden bagus namun pihak Pengadaian, pihak PNPM, pihak perbankan, begitu dana cair langsung dipotong kewajiban angsuran kami.
Dalam pertemuan dengan Deputi Investasi Kementrian Koperasi Selasa (02/03/2021) dengan Stafsus Gubernur disampaikan, bahwa tahun ini ada banpres namun nilainya hanya 1,2 jt, hanya saja Mekanisme penyerahan belum final.
Begitu juga bantuan lain nya untuk pelaku usaha UMKM IKM.
Pihak kementrian Perdagangan hanya menyampaikan, komoditi unggulan Export seperti Ikan Tuna, Sarang Burung Walet, Sabut kelapa, kopra, Arang tempurung yang miliki pasar export potensial, dan barang ini terbuka tidak dibatasi.
Sedangkan untuk Kementrian Perindustrian, dukungan langsung peralatan bagi pelaku Usaha Industri Kecil dan Menengah IKM ada namun masih dalam proses identifikasi usaha di Kabupaten Kota.
Olehnya tim kerja #ODSK SAPA UMKM IKM SULUT baru dalam rangka lakukan Koordinasi instansi tehnis dan Identifikasi pelaku usaha minimal target pembinaan 10.000 UMKM IKM di sulut bisa Berhasil hingga 2024.