JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan penerapan teknologi baik dalam proses pengolahan, penyimpanan, infrastruktur, pengemasan, dan atau pemasaran dapat mencegah kehilangan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Melalui teknologi yang tepat berbagai keuntungan dapat diperoleh, selain menjadi lebih efektif dan efisien, prosesnya lebih menguntungkan secara ekonomis serta mampu menjaga kelestarian lingkungan,” kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam keterangan yang diakses ANTARA di laman resmi BRIN di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan BRIN terus berupaya melakukan riset dan menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah kehilangan pangan, antara lain berkaitan dengan teknologi pengolahan pascapanen seperti pengalengan dan teknologi non-termal yang dapat mendukung pascapanen dan produksi pangan berkelanjutan.
Pemuliaan tanaman dengan bantuan teknologi untuk menghasilkan varietas unggul baru dan lebih kompatibel dengan kendala rantai pasokan, dan mempunyai kualitas produk segar yang bagus di konsumen, kata dia, juga dapat menjadi bagian penting dari solusi jangka panjang.
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Satriyo Krido Wahono mengatakan beberapa teknologi dan proses pangan seperti pengeringan beku, pengawetan dan pengemasan berpotensi untuk diaplikasikan mengurangi potensi kehilangan pangan.
Ia menyatakan teknologi tersebut dapat memperpanjang usia pemakaian bahan pangan dan atau pangan olahan.
Konsep pemanfaatan limbah pangan menjadi bahan pangan lain atau bahan non pangan seperti pakan ternak, pupuk organik, material penyerap, bahan pengawet, dan material kemasan, juga memberikan opsi lain untuk mengurangi kehilangan pangan.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN Dwinita Wikan Utami menuturkan kopi dan kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan dan memiliki perekonomian yang vital bagi Indonesia.
Kehilangan pangan dapat terjadi selama penanaman dan pemanenan tanaman, serta peristiwa di luar pertanian, yang akan berdampak pada produksi.
Strategi pengurangan kehilangan pangan pada kopi dan kakao antara lain dengan melakukan praktik pertanian yang baik, yaitu dengan pemuliaan dengan peningkatan teknologi budidaya untuk meningkatkan kualitas hasil, dan studi metabolomik untuk mengungkap kemungkinan produk metabolit.
Kemudian, praktik penanganan yang baik, kualitas bibit yang baik dan waktu panen yang optimal, distribusi yang baik serta pembuatan sistem dan pertanian cerdas, demikian Dwinita Wikan Utami.
(Sumber : Antara)