INTERNASIONAL,DETOTABUAN.COM-10 ABK Warga Negara Indonesia (WNI) telah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf pada Minggu siang hari ini. Seorang yang tidak diketahui secara misterius meninggalkan mereka di depan rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan.
Diberitakan di media, Minggu (1/5), para WNI dalam kondisi sehat. Kepala polisi setempat, Junpikar Sitin mengatakan 10 WNI sudah dikondisikan untuk dikembalikan ke pihak konsuler Indonesia.
Namun begitu, Tentara Mayor Hussin Amin mengatakan bila pihaknya tidak mengetahui terkait adanya tebusan yang dibayar guna pembebasan sandera, termasuk besaran nominalnya.
“Jika pembebasan besar ini datang karena adanya pembayaran sejumlah uang, maka pihak tersebut mendukung kelompok Abu Sayyaf,” katanya.
Hal tersebut dinilainya sebagai dukungan amunisi terhadap kelompok yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suirah (ISIS) guna membeli pasokan senjata dan menambah pundi mereka untuk terus melakukan tindak kriminalitas.
Dia mengaku bila pihaknya telah melakukan sejumlah lobi dengan kelompok Abu Sayyaf melalui Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), yang telah berdamai dengan pemerintah Filipina dan berjanji ikut membantu membebaskan sanderaWNI.
Diketahui 10 WNI yang telah dibebaskan ini adalah masih sebagian dari jumlah total 14 WNI. Empat WNI lain masih tersisa dan masih ditahan mereka (Abu Sayyaf).
Lebih jauh pihak Filipina sendiri mempertanyakan apakah pembebasan tidak ‘dibumbui’ dengan sejumlah tebusan.
“Sangat sulit dibayangkan bila Abu Sayyaf membebaskan para sandera tanpa menerima sejumlah uang,” papar Hussin Amin.
Contoh nyata adalah sandera asal warga negara Kanada. Setelah gagal mencapai kesepakatan tebusan, sandera tersebut dipenggal tanpa ampun. Akibat insiden ini, Perdana Menteri Kanada Justin Trundeau berjanji akan membantu Filipina guna menumpas kelompok Abu Sayyaf dan membebaskan sandera warga asing lainnya termasuk warga Kanada yang masih tersisa.(merdeka)