Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau

oleh -217 Dilihat
oleh
Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau
Air Terjun Purworejo, Desa Liberia Timur, Bolaang Mongondow Timur
Rasanya telah cukup lama, sejak terakhir kali menghabiskan akhir pekan dengan mengunjungi situs wisata Air terjun. Dan begitu saja melintas di dalam kepala bayangan Gemuruh orkestra di tengah belantara hijau yang terakhir kali Saya kunjungi 10 tahun silam. Rasa penasaran memenuhi pikiran, ingin segera mengunjungi dan melihat keadaannya kini. Masihkah secantik dulu.
Waktu telah menunjukkan pukul 18.05 WITA saat tim detotabuan.com tiba di desa Sumberejo. Sebuah Desa hasil pemekaran yang belum lama terbentuk dan mayoritas penduduknya bersuku Jawa dan Gorontalo. Desa Sumberejo dulunya bagian dari Desa Purworejo, Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Setelah menitipkan kendaraan di rumah salah satu Sahabat di Desa tersebut, tim detotabuan.com pun telah siap melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju ke tujuan wisata kali ini, sebuah situs wisata yang dikenal dengan nama Air Terjun Purworejo. Meskipun secara geografis, letaknya masuk dalam wilayah Desa Liberia Timur.
Matahari telah tenggelam di sisi Barat, saat tim detotabuan.com memulai perjalanan. Sengaja Kami memilih waktu saat hari mulai gelap, karena ingin merasakan lagi serunya ekspedisi yang belakangan sangat jarang dilakukan, karena tuntutan pekerjaan yang wajib diselesaikan.
Perkebunan kopi yang merupakan salah satu komoditas andalan masyarakat sekitar, menemani di awal perjalanan menuju ke lokasi.
Jalan yang kami pijaki sekarang rasanya lebih mudah dilalui, karena akses yang dibuka saat kawasan yang masuk wilayah Hutan Produksi Terbatas dialih fungsikan untuk pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Geothermal beberapa tahun silam, meski tak berkelanjutan. Belum diaspal hot mix, namun bisa dilewati kendaraan baik beroda 2 dan beroda 4.
Setelah kira-kira setengah jam perjalanan, tim detotabuan.com yang berbekal penerangan dari lampu senter telah melewati kawasan eks geothermal. Akses jalan mulai menyempit –Tapi masih muat dilewati kendaraan beroda 2- dan menanjak.
Dari titik ini tantangan dimulai. Selain tanjakan yang membutuhkan tenaga ekstra, mata pun harus awas memperhatikan langkah agar tidak tersandung bebatuan yang menonjol di badan jalan. Di sini terdapat bekas Pos penjagaan yang terbuat dari batu, yang katanya dari jaman penjajahan Belanda.
Beberapa waktu kemudian tim detotabuan.com telah mencapai puncak dari akses jalan menuju ke lokasi Air terjun, dan memutuskan untuk beristirahat sejenak saat mencapai sebuah tempat yang cukup terbuka.
Pemandangannya sangat cantik dari atas sini yang merupakan batas antara perkebunan kopi dan kawasan hutan lindung, dimana kami bisa menikmati bulan yang saat itu sedang memasuki fase penuh.
Setelah merasa cukup energi terisi, kami melanjutkan perjalanan. Jalanan mulai menurun, dan memaksa untuk harus ekstra hati-hati karena sempitnya jalan serta jurang disebelah kanan. Tak berapa lama, suara aliran air telah terdengar. Menandakan bahwa lokasi tujuan sudah semakin dekat.
Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau
Dinding Belerang Yang Terbentuk Karena Proses alam
Akhirnya, tim detotabuan.com tiba di sungai yang mengalir cukup tenang. Kami pun menyusuri sungai yang berasal dari aliran Air Terjun purworejo.
Tak berapa lama suara yang ditunggu-tunggu pun terdengar. Gemuruh hempasan jatuhnya air dari ketinggian sekitar 40 meter, akhirnya melengkapi suara sahutan burung-burung malam dan serangga penghuni hutan yang menemani kami sejak memulai perjalanan. Suatu kepingan pelengkap orkestra alam, di tengah belantara hijau di timur Totabuan.
Tak hentinya syukur kepada sang Pencipta terucap dalam hati setiba di lokasi. Pemandangan elok curahan air yang ditimpa cahaya keperakan sang Purnama segera saja memanjakan mata kami. Lelahnya menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 1 jam tersebut, terbayar sudah.
Tim detotabuan.com segera membagi menjadi 2 tim. Tim pertama bertugas mendirikan tenda untuk tempat kami bermalam, tim kedua menyiapkan makanan untuk mengganjal perut sekaligus mengisi kembali energi yang terkuras cukup banyak. Dan tentu saja menjerang air untuk meramu minuman yang entah sejak kapan seolah telah menjadi syarat wajib tak tertulis, Kopi.
Untuk kalian yang berencana datang ke sini dan menginap tak perlu khawatir persediaan air bersih, meski aliran air terjun berasal dari Gunung Ambang dan mengandung belerang, tak jauh dari lokasi mendirikan tenda terdapat mata air tawar yang airnya bisa diminum langsung dan dipakai memasak.
Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau
Pemandangan Pagi di Hutan Lindung Yang Mengelilingi Air Terjun Tersebut
Keesokan paginya, setelah kembali menikmati secangkir Kopi dan sarapan sambil menikmati indahnya Matahari Pagi yang cahayanya menerobos sela-sela dedaunan, tim detotabuan.com pun memulai eksplorasi.
Harus saya akui Kemegahan Air terjun Purworejo tetap saja tak berubah, dan sepatutnya menjadi salah satu andalan Pariwisata kabupaten paling timur di tanah Totabuan ini.
Di atas Air Terjun Purworejo ternyata ada tingkatan Air Terjun yang tak kalah elok. Karena meski hanya setinggi 1,2 Meter, tetapi di jatuhannya membentuk ceruk seperti kolam sedalam 2 meter.
Sayangnya untuk bisa mencapai tempat tersebut, harus memanjat tebing   yang curam dan sangat berbahaya bila sampai terjatuh. Sehingga perlu dibuatkan akses jalan alternatif yang memutar.
Tetapi jangan khawatir, sambil menunggu akses alternatif dibuat kita tetap bisa menikmati sisi lain yang menarik di lokasi Air Terjun tersebut.
Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau
Air Terjun Berair Hangat Yang Terletak Tak Jauh Dari Air Terjun utama
Jika kita menyusuri aliran sungai yang berair hangat di sisi kiri, sekitar 150 Meter kita akan menemui dinding belerang yang membentuk ceruk setengah Gua.
Dan jika terus berjalan, terdapat Air terjun yang suhu airnya lebih hangat setinggi kurang lebih 5 Meter. Di sini biasanya menjadi tempat favorit untuk melakukan relaksasi dengan berdiri di bawah kucuran Air terjun tersebut. Ah, cukuplah membuat badan lebih segar.
Saat waktu menunjukkan pukul 10.00 WITA, mulai banyak wisatawan lokal yang datang ke lokasi Air Terjun. Ternyata tempat ini masih populer di kalangan Pelajar Sekolah. Suara-suara ceria mereka saat bercanda, entah sekedar memotret atau pun menikmati airnya, semakin melengkapi orkestra nyanyian alam di telinga ini.
Gemuruh Orkestra di Tengah Belantara Hijau
Sangat Layak manjadi Andalan Pariwisata Boltim
Hmm, semoga saja gemuruh orkestra di tengah belantara hijau itu, akan selalu menjadi harmoni yang selaras, dan tak tergerak hati mereka untuk merusak keindahan alam yang disajikan Yang Maha Kuasa. (udi)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.