TORANG pe Bank Sulut Gorontalo (BSG) sedang menghadapi problem Internal, dimana Para pemegang saham menarik dana dan memindahkan RKUD dari BSG ke BNI, Bolmong Mengawali pemindahan itu yang kemudian akan diikuti oleh kabupaten kota lainnya, hingga Gubernur sebagai Pengendali saham terbesar harus bicara keras yang menurut berbagai kalangan justru tidak selesaikan akar masalahmya.
Saya tidak akan masuk diwilayah Pengelolaan Perbankan, karna tentu Komisaris dan Direksi BSG punya kewenangan untuk majukan bank ini dengan berbagai terobosan, dimana secara Profesional merekalah menjadi harapan Publik, karna BSG sudah menjadi milik publik dimana Sahamnya sebagian Dimiliki Corporasi dan Perorangan.
Ada apa dengan BSG ? Pertanyaan ini tentu harus dijawab Direksi, bukan Gubernur. Karna sumber dan akar masalahlah kami amati justru dari Direksi itu sendiri, berbagai Kebijakannya tidak berpihak pada suara/ masukan pemegang saham, demikian juga dalam Rekrutmen pegawai, terkesan daerah yang miliki cabang dan pengisian kebutuhan Sumber Daya di cabang justru selalu terjadi pengabaian positioning rekrutmen Putra-Putri di daerah dimana daerah tersebut miliki potensi. Lha mbok di akomodir kata orang tua di Mopuya yang berkeinginan anaknya bisa bekerja dan mengabdi di BSG.
Lebih konyol lagi torang di mongondow ini, berbagai sumber dapat dipercaya bahwa posisi torang mongondow kalau bukan jadi SATPAM/SECURITY ya jadi CLEANING SERVICE. Apa Gubernur tau keadaan dilapangan ini. Emangnya dari Bolaang Mongondow Bersatu BMR ndak miliki SDM mumpuni, emangnya orang mongondow tidak ada yang berdedikasi di BSG hingga puluhan tahun? Seharusnya Management BSG peka itu, janganlah tunjukkan gaya KEKUASAAN, banyaklah SDM yang jago-jago di Internal BSG dimana mereka semua Mendedikasikan Tenaga Pikiran Pengabdian untuk Membesarkan BSG, begitu so besar boro-boro kata orang Jakarta Gubernur Rekrut orang yang so pensiun di Bank lain, Bijaksanakah itu?
Dan sangat menyakitkan Bupati kami YSM hanya untuk memperjuangkan KESETARAAN dijawab dengan Retorika Aah Pemegang Saham Kacili kwa !! Nggak Ngaruh suaranya !! tapi begitu memindahkan RKUD, bukannya Direksi yang Klarifikasi atau jelaskan kepublik justru Gubernur menyuarakan Kekesalan Berlebihan hingga ungkapkan Bank BNI KAPITALIS, publik pun beragam memberi komentar yang seharusnya tidak boleh seperti itu, apa salahnya Bank BNI !! seharusnya ditanyakan Ibu Yasti, kiapa kong kase pindah itu RKUD di BNI, dan cari akar masalah dan beri solusi kongkrit terhadap pemegang saham walau pemegang saham kecil.
Seharusnya Direksi Proaktif begitu ada aspirasi pemegang saham seharusnya langsung disikapi, apalagi terjadi pertemuan berulang saat RUPS Terbatas namun Direksi/Komisaris BSG tetap KEH dengan Pendirian nya. Dan justru lapor Gubernur, KETIDAKMAMPUAN DIREKSI PERALAT GUBERNUR.
RUPS BSG SOLUSI KONGKRIT SELESAIKAN MASALAH
Tidak dalam kapasitas membela Bupati kami YSM, namun sebagai bagian Stakeholders Mongondow, patut memberi apresiasi langkah berani YSM menembus tembok KEBEKUAN PENDIRIAN DIREKSI, yang terkesan pandang enteng dan cuek bebek. Kami Bolaang Mongondow Bersatu ini bagian Integral RAKYAT SULUT, OD Gubernur kebanggaan kami, kami tidak mau beliau terjebak RENGEKAN DIREKSI, yang nampak tak miliki empati apalagi Hati ? Saya hanya bisa menyuarakan keprihatinan, Tokoh Nasional Sosok Kebanggaan justru digiring untuk bersikap yang akhirnya Mendagri pun, harus turun tangan ‘tuk mengingatkan beliau.
Jika kemudian BSG mau Besar dan berkembang maka Akomodatiflah masukan pemegang saham, Implikasi dari pemindahan RKUD ini sangatlah besar dan bisa berdampak terjadinya “Domino Teori” yang bisa rugikan BSG sendiri. Suara-suara sumbang Pemegang Saham mulai mencuat, dan keinginan Pemkot kotamobagu dan pemkot kota manado yang merencanakan pindahkan RKUD itu bukan GERTAK SAMBAL, itu semua adanya akumulasi Kekecewaan yang seharusnya Gubernur tau.
Surat Mendagri Nomor 539/ 1012/SJ. Tertanggal 06 pebruari 2019 perihal pemindahan RKUD Bolmong ke Bank BNI adalah WARNING !! dan bisa dikatakan tamparan keras pada Gubernur dan Jajaran Komisaris/ Direksi BSG,
Dua point. Pertama, laksanakan RUPS dan Kedua, Memperbaiki Kinerja menunjukkan bahwa ada masalah Jajaran Direksi dan Komisaris BSG dalam Pengelolaan Usaha Perbankan BSG.
Jika kemudian ada suara Publik Ganti Komisaris, Ganti Direksi, Gubernur harus arif menyikapi itu karna BSG milik publik, dan mungkin itu salah satu SOLUSI yang diminta publik karna adanya desas-desus masalah internal pembagian Deviden/Insentif atau apalah yang begitu besar pada Direksi dan Komisaris yang baru kerja, padahal itu hasil dari Keuntungan atau Kerja Keras Direksi/Komisaris sebelumnya, dan ini mengusik rasa keadilan para mantan dan tentunya seluruh jajaran BSG. Dan masalah ini masuk hingga kerana hukum.
Dari bahasa tubuh dan Filling Politik ‘Senior’ (Demikian Yasty memanggil saya), bisa dibaca keinginan YSM Bupati Bolmong, yang patut di Appresiasi, bahwa Aspirasi beliau itu mewakili Jajaran SDM BSG dan Suara Rakyat Bolmong yang tak berani sikapi kondisi internal, suara inilah yang patut didengar. Gubernur sebagai Pemegang Sahan Terbesar, untuk lakukan Evaluasi Kinerja Komisaris/Direksi BSG sebagaimana Warning Mendagri.
SUMBANG SARAN DAN MASUKAN KONGKRIT
Lima masukan Kongkrit untuk Gubernur sebagai sumbang saran, suara dari masyarakat dan Stakeholders Bolaang Mongondow Raya.
1. Laksanakan Surat Mendagri, dengan melakukan Evaluasi Menyeluruh terhadap Kinerja Jajaran Komisaris dan Direksi BSG, melalui RUPS secepatnya. Jika diperlukan penggantian Komisaris dan Direksi tak perlu menunggu waktu lama.
2. Beri kesempatan SDM Internal BSG yang sudah bekerja maksimal puluhan tahun, dan mereka ini termasuk para Profesional yang telah membesarkan BSG hingga seperti skarang ini untuk menduduki Jabatan strategis dalam jajaran Direksi maupun Divisi, yang tentu harus kedepankan Profesionalitas, Kopetensi dan Kapasitas SDM yang dibutuhkan.
3. Gubernur undang khusus Pemegang saham Kabupaten Kota yang juga para Kepala Daerah untuk urun-rembuk, sharring pemikiran, minta masukan, Berkomitmen Besarkan BSG bagi kepentingan Bersama.
4. Proporsional berbasis Kapasitas dan Kopetensi dalam Rekrutmen Baru SDM BSG, dengan menempatkan Kader Putra Putri daerah dimana BSG Beroperasi, untuk dipersiapkan menjadi Kader Perbankan handal. BSG Harus Lakukan Investasi SDM secara Proporsional.
5. Fasilitas pelayanan yang memadai, dimana ATM Tidak selalu OUT OF ORDER atau untuk sementara ATM anda dalam perbaikan. Dengan mengaju System Perbankan Modern ikuti perkembangan zaman.
Tak mudah memang lakukan itu, namun keharusan lakukan terobosan dan mencari Solusi yang sentuh akar permasalahannya. Semoga BSG semakin Terdepan dalam Pelayanan dan Profesional Dalam Pengelolaan Bisnis Perbankannya, semoga….