BOLMONG,DETOTABUAN.COM – Pemilihan Sangadi (Pilsang) yang di selenggarakan serentak oleh pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow pada 15 Desember 2015 telah Usai. Namun ternyata banyak kisah yang tertinggal paska Pilsang tersebut.
Salah satunya yaitu polemik yang terjadi di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan. Imbas dari Pilsang yang terjadi beberapa waktu lalu, sebagian warga dengan jumlah yang hampir 600 orang menginginkan agar Desa Mopusi segera “Beranak” (Di Mekarkan). Hal tersebut di buktikan dengan di pasangnya patok batas Desa Mopusi Utara.
Namun begitu, Salah satu Tokoh Masyarakat, Munir Gonibala menepis jika pemasangan papan batas tersebut dikarekan hanya karena kisruh Pilsang semata, tapi itu sebagai wujud penyampaian Aspirasi.
“Hal itu dilakukan bukan hanya karena Konflik Pilsang. Namun selama ini kami dibagian Utara Mopusi merasa tidak pernah tersentuh program dari pemerintah Desa yang ada” Keluh Munir beberapa saat lalu
Ditempat berbeda, Pejabat Sangadi Desa Mopusi, Rolia Mamonto menerangkan dirinya tidak pernah tahu tentang pemasangan batas desa Mopusi Utara oleh masyarakat.
“Selama ini saya selaku Pejabat Sangadi tidak mengetahui mengenai pemasangan patok batas Desa Mopusi Utara” Terang Rolia
Dirinya (Rolia) juga menepis akan keluhan warga yang mengatakan jika selama ini program pemerintah Desa, jarang menyentuh ke masyarakat dibagian Mopusi Utara.
“Bantuan yang di salurkan, baik dalam bentuk apapun selalu disalurkan secara merata oleh pemerintah” Terang Rolia
Sementara itu, beberapa warga mengatakan jika dalam waktu dekat, mereka akan segera menyampaikan aspirasi mereka ke Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow.
Editor : Octav Singal