BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Program pembangunan mulai dari pinggiran oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui kucuran Dana Desa (Dandes) dan Dana Akokasi Khusus (DAK) semakin dirasakan oleh masyarakat manfaatnya.
Selain Dandes, banyak juga pembangunan di desa yang dibiayai melalui DAK. Salasatunya, program pengembangan kinerja pengelolaan air limbah. Program ini adalah proyek pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAl) komunal.
Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) juga turut merasakan program tersebut. Diantaranya, proyek yang sedang dibangun di Desa Nonapan Kecamatan Poigar. Proyek berbandrol Rp. 500 jutaan ini, berasal dari dana DAK yang dikelola oleh Dinas PUPR Bolmong.
Meski diketaui progres pembangunannya sudah mencapai 70 persen, pembangunan proyek yang melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mototabian itu, menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat terkait kelanjutannya.
Pasalnya, tinggal dua pekan Tahun Anggaran 2019 akan berakhir, belum juga ada tanda-tanda pengucuran dana tahap III, untuk penyelesaian proyek tersebut. “Hingga saat ini proyek itu belum jalan kelanjutannya, seharusnya ini diseriusi, carikan solusi terbaik supaya bisa secepatnya selesai, apalagi ini sudah akhir tahun,” tegas Ketua Ormas LAKI Bolmong Hendra Mamonto.
Sementara itu, Camat Poigar Deddy Ruswandi Mokodongan, S.Sos.MM ketika dikonfirmasi mengakui belum adanya tanda-tanda kelanjutan dari proyek tersebut, sementara masyarakat sudah mulai bertanya-tanya ke pihaknya selaku camat tentang kelanjutan proyek IPAL komunal itu.
“Iya, memang hingga saat ini proyek itu belum dilanjutkan lagi, sehingga sejumlah warga masyarakat mulai bertanya-tanya ke saya selaku camat tentang kelanjutan pembangunannya. Saya coba panggil pengurus KSM-nya dan diminta klarifikasi, mereka menjelaskan bahwa proyek sudah berjalan 70 persen, dan tinggal menunggu pencairan tahap tiga,” kata Mokodongan yang juga Penjabat Sangadi Nonapan.
Dia menambahkan, selaku Ketua KSM EKa Tumewu mengaku pekerjaan yang mereka laksanakan untuk tahap I dan tahap II telah mencapai 70 persen, sebagaimana yang disyaratkan untuk mendapatkan kucuran dana tahap tiga. “Tapi entah mengapa hingga saat ini anggaran tahap tiga belum juga dicairkan, padahal tahun anggaran akan segera berakhir,” ujar Mokodongan mengutip penjelasan Tumewu.
Bahkan Mokodongan mengaku telah melakukan konfirmasi masalah itu ke Kadis PUPR Bolmong. “Dijelaskan Ibu Kadis PUPR Bolmong bahwa benar progres pekerjaan proyek tersebut telah 70 persen tapi karna dananya bersumber dari dana DAK sehingga masih menunggu kucuran dana dari pemerintah pusat,” jelas Mokodongan.
Menanggapi hal tersebut, Kepal Dinas PUPR Bolmong Channy Wayong terkait kelanjutan dan pencairan dana proyek itu dari dana DAK jadi kata dia pihaknya pun menunggu dana transfer dari Kementrian Keuangan. Kalau dana DAK itu, kita tunggu tahapannya, dana DAK kan tiga tahap yaitu tahap I, 2, dan III. Dinas punya kewajiban setelah di review oleh Inspektorat baru boleh diminta ke Badan Keuangan Daerah (BKD).
“Nah, kita minta ke BKD tapi kan di BKD ada prosesnya, misalnya BKD membuat permintaan dan harus juga ditandatangani oleh Bupati Bolmong, selanjutnya kita minta ke Kementrian Keuangan, kemudian Kementrian Keuangan transfer ke KPKN dan terakhir ke kas daerah. Dari kas daerah lengsung ke rekening mereka (KSM Mototabian) tanpa melalui Dinas PUPR Bolmong,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, pencarian dana itu tidak akan lewat tahun ini, permintaan semua DAK ke kementrian itu batasnya tanggal 15. “Kemungkinan diatas tanggal 20, dan pasti tidak akan lewat tanggal 31 Desember. Intinya sekarang kita pihak PUPR Bolmong sudah meminta, karena ini dana DAK, jadi tunggu dana transfer dari Kementrian Keungan,” tutupnya. (Ind)