BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Ada kisah sedih yang terselip dibalik meriahnya kegiatan Kemah Bakti VI Gerakan Pramuka Kwarcab Bolmong 2019, yang berlangsung di bumi perkemahan Desa Mopait, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong.
Cerita itu datang dari sejumlah pelajar kelas V SDN 2 Kopandakan II, Kecamatan Lolayan. Apa pasal? sejumlah pelajar kelas V yang hampir sebulan penuh dilatih dan dipersiapkan dengan matang untuk mengikuti kemah bakti pramuka akhirnya batal ikut, padahal ini adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak sekolah.
Tak hanya pelajar, bahkan para orang tua siswa juga turut merasakan kekecewaan. Selain kesiapan fisik dan mental, beberapa perlengkapan siswa juga sudah disiapkan oleh para orang tua. Mulai dari seragam lengkap dengan atribut pramuka, serta perlangkapan lainnya.
Salah satu orang tua siswa mengatakan, bahwa tidak seharusnya pihak sekolah berlaku seperti itu. “Ini nantinya akan berpengaruh terhadap mental anak-anak, mereka pasti kecewa karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang mereka bayangkan, sudah dilatih dan berikan harapan untuk ikut serta, ternyarta tidak. Kami sebagai orang tua pun turut merasakan itu,” kata salah satu orang tua murid yang meminta namanya tidak ditulis.
Terpisah, guru pelatih pramuka di SDN 2 Kopandakan II, Andil Pobela menjelaskan, dirinya bertindak hanya sebagai pelatih, guru-guru juga semua setuju terkait keikutsertaan anak-anak dalam kegiatan tersebut. “Namun kitakan hanya anak buah, tidak bisa mengambil keputusan, itu tergantung keputusan kepala sekolah,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SDN 2 Kopandakan II, Nurmin Ully saat dikonfirmasi Detotabuan.com mengakui sebelumnya sudah sering memberikan pelatihan kepada siswanya untuk persiapan mengikuti kegiatan pramuka. “Namun, setelah hari H kita tidak bisa dan memutuskan untuk belum mengikuti kegiatan, karena persoalan anggaran yang tidak ada. Memang bisa dibiayai dengan anggaran dana BOS, tapi dananya sudah di plot ke kegiatan-kegiatan yang lain,” ungkapnya.
Memang kata dia, biayanya bisa diantisipasi jika harus dipaksakan diakuinya bisa meminjam uang, bisa juga berkoordinasi dengan orang tua murid soal biaya, tapi menurutnya tidak semua orang tua yang akan setuju, pasti ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju.
“Kali ini memang masih berkomitmen untuk membenahi dulu. Apalagi saya baru terhitung lima bulan menjadi kepsek di sekolah ini. Tahun depan pasti kita akan upayakan untuk ikut, semua pasti mau ikut kegiatan ramai-ramai di sana, dan menyaksikan anak-anak berkembang, namun ini juga harus dikondisikan dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bolmong, Renti Mokoginta mengatakan, pihaknya sudah menegaskan bahwa seluruh sekolah di Bolmong harus mengikuti kegiatan itu. Kecuali kata dia, sekolah yang jumlah siswanya hanya sedikit ataupun posisi sekolahnya ada di daerah terpencil.
“Terkait SDN 2 Kopandakan II yang tidak ikut serta, tentu kepseknya akan ada sanksi tegas. Sanksinya kita akan bahas pertimbangan, karena bukan hanya ketidakikutsertaan di kegiatan pramuka, tapi ada juga hal lain yang akan kita evaluasi,” tegasnya.
Diketahui, kemah bakti VI gerakan pramuka kwarcab Bolmong 2019 di bumi perkemahan Ex lapangan terbang Desa Mopait, Kecamatan Lolayan, yang dibuka langsung Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow akan berlangsung, 29 Oktober hingga 3 November 2019.
Kegiatan tersebut diikuti 5.448 yang terdiri dari peserta dan pembina. Terbagi atas, 176 SD/MI, 57 SMP, dan 20 SMA/SMK/MA. Keseluruhan untuk penggalang SD dan SMP berjumlah 4405 orang. Sementara untuk penegak SMA/SMK/MA sebanyak 417 orang, serta pembina pendamping sebanyak 626. (Ind)