Meningkatnya Kasus DBD di Kotamobagu, Dinkes Ajak Masyarakat Terapkan 4 M Plus

0
67
Nyamuk Aedest Aegypti

KOTAMOBAGU, DETOTABUAN.COM – Meningkatnya perkembangan larva nyamuk menjadi salah satu perhatian serius di Kotamobagu akibat musim penghujan. Genangan air hujan yang sering terjadi menjadi tempat favorit bagi nyamuk untuk bertelur, khususnya jenis nyamuk Aedest Aegypti yang dikenal sebagai pembawa virus Dengue.

Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu (Dinkes) memberikan peringatan tentang pentingnya kewaspadaan terhadap penyebaran virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurut Plt. Kepala Dinkes Kota Kotamobagu, Fernando Mongkau, nyamuk pembawa virus DBD aktif pada pagi hingga siang hari. Jika seseorang terkena gigitan, gejala yang muncul mirip dengan influenza, termasuk demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai 40° Celsius.

Fernando menegaskan, apabila seseorang terinfeksi virus DBD, gejala berikutnya adalah pusing dan nyeri sendi, serta kemunculan ruam merah pada kulit. Jika tidak ditangani dengan serius, penyakit ini bahkan dapat berakibat fatal.

Untuk menghadapi ancaman penyebaran DBD, Pemerintah Kota Kotamobagu mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan. Dalam upaya mengatasi penyebaran virus, Dinkes mengajak masyarakat untuk menerapkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan mengikuti gerakan 4M Plus.

Fernando menjelaskan gerakan 4M Plus sebagai berikut:

1. MENGURAS: Masyarakat diimbau untuk menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, dan lainnya secara berkala untuk mencegah nyamuk bertelur di sana.

2. MENUTUP: Semua wadah air harus ditutup rapat agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur di dalamnya, seperti drum dan kendi.

3. MENGUBUR, MEMANFAATKAN, MENDAUR ULANG: Barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus diubur, dimanfaatkan kembali, atau didaur ulang.

4. MEMANTAU: Selalu pantau wadah penampungan air dan bak sampah untuk menghindari penumpukan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, gerakan Plus melibatkan berbagai bentuk pencegahan tambahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan yang dapat memangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang dapat menjadi tempat istirahat nyamuk.

Fernando juga memberitahukan bahwa sejak bulan Januari hingga Juli 2023, terdapat 91 kasus penderita penyakit DBD yang terdeteksi di wilayah Kota Kotamobagu. Oleh karena itu, dia mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan terhadap lingkungan, serta mengikuti tindakan pencegahan yang telah dianjurkan oleh pemerintah. Dengan demikian, diharapkan angka kasus DBD dapat ditekan dan masyarakat tetap terlindungi dari penyakit yang berbahaya ini.

(Ludin)

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.