KOTAMOBAGU,DETOTABUAN.COM – Proses seleksi calon Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kota Kotamobagu selalu menuai masalah dalam dua tahun terakhir ini.
Setelah pada Tahun 2021 dinas terkait sempat di Hearing oleh DPRD Kotamobagu, kini berhembus kabar mengenai proses seleksi yang diduga berjalan tidak sesuai prosedur.
Hal ini terungkap dari salah seorang peserta calon pengibar bendera, yang menganggap ada kejanggalan dalam proses seleksi tersebut.
“Secara prosedur, ada banyak teman-teman kami memenuhi syarat untuk menjadi calon pengibar bendera, namun tidak diloloskan padahal sudah kelas X Yang diloloskan malahan mereka yang masih kelas X dan tidak memenuhi beberapa syarat,” ujar salah satu peserta pada media ini
Dirinya menambahkan jika banyak yang aneh pada proses seleksi, karena tahapan pengumuman dilakukan via door to door ke rumah peserta.
“Biasanya pengumuman diberitahukan di sekolah masing-masing, namun kali ini ada petugas yang naik turun rumah dan dipanggil ke kantor Dispora oleh panitia,” ungkapnya.
Sementara itu, ketua Persatuan Paskibraka Indonesia (PPI) Kotamobagu, Kurniawan Mokodompit saat di konfirmasi mengenai persoalan diatas mengatakan jika organisasinya sejauh ini belum dilibatkan dengan semestinya.
“Selama ini kami tidak dilibatkan dalam hal-hal proses perekrutan calon peserta. Namun beberapa hari lalu ada keluhan dari beberapa sekolah, yang mempertanyakan proses perekrutan yang menurut mereka tidak adil,” jelas Kurniawan.
Disisi lain, Kurniawan menjelaskan jika hal yang sama sempat terjadi pada tahun sebelumnya (2021) dan berharap pihak Dispora selaku penyelenggara dapat beelaku adil dalam proses prekrutan.
“Sebenarnya kami merupakan unsur penting dalam proses perekrutan Capas, namun sejauh ini tidak ada koordinasi. Menurut Dispora, proses ini sepenuhnya dalam kendali mereka dan keputusan ada di tangan mereka. Memang ada beberapa hal dilanggar dalam proses perekrutan dan itu berpengaruh pada kualitas peserta pengibar bendera,” ungkapnya.
Kurniawan juga meminta agar dinas terkait dapat berlaku adil, agar tidak terjadi hal seperti tahun sebelumnya.
“Tahun kemarin sangat memprihatinkan, hingga berujung pada masalah di hari H. Peserta harus membayar papan nama sendiri, banyak peci yang tidak sesuai dengan ukuran kepala dan sepatu yang tidak sesuai ukuran kaki. Kami harap tahun ini bisa berjalan lebih baik,” harap kurniawan.
Hingga berita ini ditayangkan, upaya konfirmasi terus dilakukan terhadap kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Kotamobagu.
(Os)