BOLMONG,DETOTABUAN.COM— Kedatangan sedikitnya 30 orang Warga Negara Asing (WNA) asal China, di perusahaan semen di PT. CONCH, Rabu (05/02/2020), cemaskan masyarakat Bolaang Mongondow (Bolmong).
Kekhawatiran ini muncul akibat adanya virus corona yang saat ini diketahui mematikan. Apalagi warga yang tinggal di lingkar tambang, seperti Kelurahan Inobonto dan Desa Solog.
Salah satu warga Inobonto, Abiansyah Zaidan menegaskan, agar WNA asal China tidak boleh masuk dalam areal PT CONCH.
Pasalnya, warga khawatir akan virus Corona yang nantinya akan terjangkit di masyarakat. “Kita tahu bersama bahwa virus ini memang berbahaya. Maka dari itu, saya sebagai warga lingkar tambang meminta Pemkab Bolmong mengawasi ketat aktifitas WNA di perusahaan itu,” kata Abiansyah.
Ia juga meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk segera mengambil langkah preventif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat kedatangan TKA China ini membuat masyarakat menjadi resah dengan kasus global yang sedang marak diperbincangkan. “Diharapkan agar Pemkab mengambil langkah tegas,” tutur Abiansyah.
Menanggapi hal itu, Pemkab Bolmong melalui Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Zainudin Paputungan, bersama Kepala Dinkes Erman Paputungan, Kepala Imigrasi Kelas II Kotamobagu Joni Rumagit serta Kordinator KKP Kelas III Bitung wilayah kerja Labuang Uki, I Komang Ardika, langsung mendatangi PT CONCH untuk melakukan scrining serta memeriksa kesehatan kepada 30 WNA asal China tersebut.
Menurut Asisten II Zainudin Paputungan saat menggelar Konfrensi Pers, Kamis (06/02/2020) di ruang rapat Asisten II, pihaknya langsung turun dan melakukan pemeriksaan kepada WNA China.
“Berdasarkan temuan di lapangan, tidak ada tanda-tanda virus corona yang ada di PT CONCH. Jadi kami minta agar masyarakat tetap tenang, kami juga tetap mengawasi segala aktifitas yang ada di perusahaan itu. Juga ini merupakan keterbukaan informasi Pemkab kepada publik soal adanya isu global tersebut,” kata Paputungan.
Sementara itu, Fahwanto Wahyu salah satu pembicara dari PT. CONCH menuturkan, sejak kedatangan 30 WNA, pihaknya langsung melakukan penyemprotan guna menghindari kemungkinan terjangkitnya virus. Bahkan kata dia, sejak mereka dari Negara China sudah dilakukan scrining, begitupun sampai di Bandara serta saat berada di lokasi perusahaan.
“Memang kita kedatangan 30 orang dari China. Namun kita juga mengawasi ketat. Mereka juga kita isolasi selama 14 hari, tidak boleh keluar kamar dan beraktifitas sesuai waktu yang ditentukan pimpinan kami. Intinya saat ini tidak ada yang positif virus, semua aman di PT. CONCH,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Erman Paputungan menjelaskan, saat pihaknya berada di lokasi dan melakukan pemeriksaan tidak ada tanda-tanda virus bagi WNA.
“Kita sudah melakulan scrining, dipastikan tidak ada gejala-gejala virus corona. Sebab saat melakukan pemeriksaan suhu tubuh mereka normal. Pengawasan juga terus dilakukan dengan ketat,” tutur Erman.
Kepala Imigrasi Kelas II Kotamobagu, Joni Rumagit menyebut, WNA asal Negara China mendominasi wilayah di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Bahkan WNA asal China itu mendominasi di daerah tempat tinggal di Kabupaten Bolmong yakni 121 orang. Selain itu juga, terbanyak berikutnya ada di Kabupaten Boltim.
“Rata-rata WNA asal China tersebut, datang di Indonesia sebagai tenaga kerja di perusahaan PT. CONCH Bolmong,” kata Joni.
Menurut Rumagit, keberadaan WNA di BMR ini teridentifikasi secara keseluruhan sesuai dengan maksud dan tujuan dari masing-masing orang yang datang ke Indonesia.
“Mereka memiliki visa sebagai pekerja di perusahaan yang tempatnya bekerja. Keberadaan mereka teridentifikasi secara keseluruhan melalui data imigrasi secara nasional. Dengan adanya isu virus corona, maka kami terus melakukan pengawalan ketat sesuai instruksi Presiden,” bebernya.
Di sisi lain, Kordinator KKP Kelas III Bitung wilayah kerja Labuang Uki, I Komang Ardika menjelaskan, pihaknya juga hingga saat ini terus melakukan pengawasan, terutama aktivitas di Pelabuhan PT CONCH.
“Mengingat kemungkinan adanya bawaan virus dari China, maka kami terus melakukan pengawasan. Begitu juga di Pelabuhan Labuang Uki, mereka masih berada di laut sekitar lima mil kita langsung melakukan pemeriksaan,” terangnya.
Pun demikian Ketika mereka sampai di pelabuhan aktivitas kapal yang datang langsung diawasi. “Mereka tidak boleh melakukan aktivitas di pelabuhan, hanya dibolehkan tetap di dalam kapal agar tidak terjadi hal-hal yang kita inginkan bersama,” tutup Ardika.
(Ind)