BOLMONG,DETOTABUAN.COM– Ratusan rumah di pesisir pantai jalur pantai utara (Pantura) Kabupaten Bolaang Mongondow, tepatnya di Desa Motabang terdampak abrasi.
Hal itu disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Sulawesi Utara (Sulut).
Demikian dikatakan Sangadi Desa Motabang Kecamatan Lolak Ismael Dilapanga, Senin (18/01/2021), Saat dilokasi meninjau kerusakan akibat hantaman ombak bersama anggota DPRD Bolmong Supandri Damogalad, dan Kepala Pelaksana BPBD Bolmong Sahril Mokoagow.
Menurutnya, bencana ini puncaknya terjadi pada Minggu, 17 Januari 2021 pukul 19.00 Wita. Dia menyebutkan, rumah yang terdampak akibat abrasi laut sekitar 105 rumah atau 121 kepala keluarga.
“Rumah yang rusak berat ada lima, atas nama Husaini Mangadil, Ijai Mamonto, Jalimin Paputungan, Jemi Tangahu dan Sait Mokodompit. Sedangkan rumah rusak ringan ada 4 Rumah atas nama rumah dari Majid Mamonto, Hasim Ambaru, Agus Dalonto dan Sutami Paputungan,” ungkap Ismael.
Ismael pun berharap, kepada Pemkab Bolmong agar dapat secepatnya melakukan langkah – langkah, seperti pembangunan tanggul darurat penahan ombak sementara, agar tidak bertambah kerusakannya.
“Jika dilihat kerugian akibat abrasi pantai sekitar ratusan juta. Saya minta intansi yang terkait untuk dapat memberikan bantuan kepada warga yang terdampak,” pintahnya.
Dia menambahkan, butuh penanganan cepat yakni penahan ombak darurat seperti bantuan karung. “Untuk kedepan harus ada lanjutan pembangunan tanggul yang paten. Memang sudah ada yang dibangun oleh pemerintah. Namun belum dikerjakan sepanjang pesisir pantai di Desa Motabang,” tutur Ismael.
Sementara itu, salah satu warga Motabang Marlina Laturani yang terdampak musibah tersebut mengatakan, jika melihat arus ombak, ini diakibatkan pekerjaan tanggul yang tidak dilanjutkan. Sehingga dampak hantaman ombak bergeser dirumahnya yang belum dibangun tanggulnya.
“Saya berharap ada lanjutan pekerjaan pembangunan tanggul di sepanjang pesisir pantai Desa Motabang. Supaya kami aman dari hantaman abrasi pantai yang setiap tahun mengancam ratusan rumah di pinggiran pantai,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan, kerugian akibat hantaman ombak untuk rumahnya sekitar 20-an juta. “Yang rusak parah itu dapur tidak lagi digunakan, dan sanitasi pembuangan kotoran atau sepiteng,” terang Marlina.
Dalam kesempatan tersebut, anggota DPRD Bolmong Supandri Damogalad, menghimbau kepada warga khususnya dipinggiran pesisir pantai untuk tetap waspada dan siaga. Karena intensitas hujan dan angin kencang yang terjadi beberapa hari terakhir, diprediksi masih akan terus terjadi.
Ia mengungkapkan, secara regional pulau sulawesi rawan bencana terutama Sulut, terlebih Bolmong. Dia menyebut, salah satu wilayah pesisir Pantura yang sangat rawan bencana. Itu sebabnya, perlu menjadi perhatian dari instansi terkait, untuk saat ini adalah penanganan dan antisipasi sebelum atau sesudah bencana alam.
“Kita sadari bersama saat ini masih berlangsung bencana non alam secara global, maka harus ada kebijakan yang proporsional dan terukur dari kondisi saat ini dari Pemkab Bolmong,” tegas Supandri.
Dia menjelaskan, pemkab harus lebih memprioritaskan wilayah yang sudah menjadi rutinitas dampak setiap tahun terjadi bencana, diantaranya pesisir Pantura di Bolmong.
“Kondisi alam pesisir yang terjadi setiap tahun, menjadi hal wajib diambil kebijakan darurat anggaran penangganan pasca bencana. Mudah – mudahan ini dapat ditinjau oleh pemkab Bolmong dan Pemprov Sulut,” harap Supandri.
Untuk sementara ini kata Supandri, Pemkab Bolmong harus cepat tanggap berupa bantuan karung untuk penahan ombak selama sebulan khususnya di Pantura.
“Kedepan akan diusulkan kepada Pemkab Bolmong untuk pembangunan pekerjaan lanjutan tanggul, di pesisir pantai desa Motabang arah pantai Bungin,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Bolmong Sahril Mokoagow menuturkan, akan segera berkoordinasi dengan Balai Sungai Provinsi Sulut, untuk pembangunan tanggul. “Minggu ini akan secepatnya dibahas sekalian hasil asesmen hari ini akan dilaporkan kepada pimpinan,” katanya.
Terkait bantuan kata Sahril, kerusakan bagi ratusan rumah warga akan dikaji dulu regulasinya, jika ada ruang tentu akan dilakukan langkah – langkah baik. “Di APBD ada namanya dana darurat, memang itu ada tapi kita lihat dulu regulasinya. Apa bisa atau tidak,” ungkap nya.
Meski demikian, untuk sementara bantuaan yang diberikan berupa karung sekitar 3.150 karung, dimana setiap rumah 30 karung. Itu untuk warga yang terkena dampak abrasi pantai di desa Motabang. Sedangkan di desa Poigar, ada bantuan dari anggota DPRD Bolmong Wolter Barakati, sekalian alat berat berupa mesin eskapator yang langsung diturunkan.
“Tadi pun saya sudah berkoordinasi dengan balai sungai provinsi Sulut, terkait abrasi pantai di desa Motabang dan Poigar. Dalam waktu dekat ini tim dari balai sungai Provinsi, akan lakukan asesmen,” imbuh Sahril.
Tak hanya itu, tadi juga ia sudah berkoordinasi pula dengan Balai Jalan Provinsi melalui Dinas PUPR Bolmong, untuk penanganan longsor dijalan Korit desa Komangaan Kecamatan Bolaang, dan Longsor dijalan Pindol kecamatan Lolak, telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi. “Mereka akan turun lakukan Asesmen dalam waktu dekat ini,” katanya mengakhiri. (Ind)