DETOTABUAN, KOTAMOBAGU-Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu pekan kemarin menyalurkan bantuan cadangan beras pemerintah (CBP) dan cadangan beras pemerintah daerah (CBPD) sebanyak 135 ton, serta paket bantuan Sembilan bahan pokok (Sembako) untuk 5.400 Kepala Keluarga (KK) atau sekira 20.000 masyarakat yang terdampak akibat penyebaran virus korona (Covid-19).
Penyaluran bantuan CBP ini berdasarkan Permensos Nomor 22 Tahun 2019 tentang Prosedur dan Mekanisme Penyaluran CBP, Keputusan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 111 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Penanganan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Provinsi Sulawesi Utara, serta Keputusan Wali Kota Kotamobagu Nomor 196 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Penanganan Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Kota Kotamobagu.
Namun, mekanisme penyaluran bantuan yang diterapkan oleh pemkot menuai kritik dari Politisi Hanura, Agus Suprijanta.
Menurut Agus, data yang digunakan untuk penyaluran bantuan tidak tepat sasaran, dikarenakan mengacuh pada data Dinas Sosial 2015.
“Data yang digunakan tidaklah Valid, data itu adalah data 5 Tahun sebelumnya dan tidak terkoreksi hingga hari ini. Bantuan yang disalurkan oleh pemerintah, hanya tertimpa pada orang yang sama akibat data yang tidak terkoreksi, ” Jelas Agus
Agus juga meyakini, jika penerima bantuan di Kotamobagu sangat tidak mengena pada yang seharusnya menjadi penerima bantuan.
“Data yang digunakan Dinas Sosial 80% adalah orang mampu, datanya tidak Valid. Pemerintah harus melakukan uji ulang, agar tepat guna dan tepat sasaran, ” Tambah Agus
Agus juga meminta agar pemerintah melakukan penyaluran tidak berdasarkan data Dinsos, tapi berdasarkan kriteria dari dampak yang ada.
“Fraksi Hanura meminta agar pemerintah tidak lagi menggunakan data dari Dinsos, dampaknya akan sangat parah khususnya di Kotamobagu. Kriterianya harus jelas sesuai dengan dampak,” Pungkas Agus
Dari data yang berhasil dihimpun media ini, Jumlah penduduk Kotamobagu berada pada angka 128.000 jiwa, yang didominasi pekerja harian lepas, sopir bentor, UMKM, Usaha Mikro dan petani. Dengan artian, sebagian besar penduduk Kotamobagu berpenghasilan harian dan sangat terdampak dari adanya pandemi Covid-19.