BOLMONG,DETOTABUAN.COM– Tak bisa dilalui akibat putusnya jembatan di Desa Kosio, Kecamatan Dumoga Tengah dihantam banjir, Sabtu, 28 Juli 2020 lalu, akhirnya sudah bisa difungsikan kembali sejak Minggu, (02/08/2020).
Jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) dengan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel).
Sebuah jembatan darurat berkonstruksi baja berhasil dibangun menggantikan jembatan utama yang sebagian konstruksinya ambruk diterjang banjir.
Belum beraspal, jembatan darurat itu beralaskan papan dari batang pohon kelapa yang disusun rapi. Tiang penyanggahnya juga batang pohon kelapa. Namun, meski begitu, jembatan itu sudah terlihat kokoh.
“Kapasitas kendaraan yang melintas di jembatan darurat maksimal enam ton,” kata Plt Kepala BPBD Bolmong Syahril Mokoagow.
Putusnya jembatan itu, sempat membuat roda perekonomian di sejumlah desa terhambat. Bahkan, harga sejumlah barang melonjak naik akibat akses yang terputus ke pusat kota.
Kala itu, sejumlah warung kecil di emperan jalan, dekat dengan desa terdampak bencana, harga bahan bakar jenis Pertalite eceran yang biasanya dijual Rp10 ribu per botol, dijual hingga Rp20 ribu naik dua kali lipat. Bahkan ada yg mematok harga hingga Rp25 ribu per botol.
Begitu juga dengan harga tabung gas elpiji 3 kilogram. Meski belum langka saat pantauan, harganya naik mencengangkan.
Sejumlah kios bahkan didapati menjual hingga Rp90 ribu per tabung. Tiga kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET) yang hanya dijual Rp18 ribu per tabung.
Fakta ini diperkuat dengan berbagai macam postingan status sejumlah akun Facebook. Seperti akun bernama Irnawati Mokoagow. Dalam postingannya, dia menyesalkan harga yang tinggi saat membeli beberapa kebutuhan.
“Astga keadaan bgni nai hrga gas so 95rb/tabung ukrn 3kg. Rica 100rb/kg. Minyak so 20rb/liter.. Nda mo b bli ndak mo b masak. Mo bli nda ad doi. Itu Kong mopi cari kayu api banjir so bwa smua Dia bidooon,” tulis akun Irnawati Mokoagow.
“Hrga so bkeng takoh samua eeee gas 90ribu bensin 35ribu 1liter.. Aua ada dpa musibah au in hrga so bkeng takancing orang,” senada dikatakan dalam postingan akun Titha Bonde.
Terkait hal itu, Camat Dumoga Barat, Malpin Dako turut angkat bicara. Menurutnya sangat tidak pantas jika ada oknum yang sengaja mengambil keuntungan di saat musibah sedang dialami oleh warga.
“Sangat miris dan tidak berperasaan bila masih ada oknum yang berbuat tidak terpuji saat keadaan begini,” geramnya.
Malpin menuturkan, dirinya telah melakukan koordinasi dengan Sekda Bolmong serta pihak-pihak terkait, untuk menangani masalah tersebut.
Dirinya menegaskan akan menindak secara tegas para pelaku yang kedapatan menimbun BBM dan Gas LPG. Ia pun tak menampik akan menutup sementara pangkalan jika terbukti.
“Pengawasan pihak Forkopimcam terus berproses. Kita cek lagi ke seluruh sangadi selanjutnya koordinasi dengan Polsek dan Koramil. Kalau benar, saya akan menutup sementara pangkalan yg terbukti menjual gas elpiji 3 kg jauh dari HET dan melaporkan ke pihak berwajib,” tegasnya.
Dia pun menerbitkan Surat Edaran bernomor 100/C.03/DuBar/280/VII/2020 tentang Pengawasan dan Pelaporan Kenaikan Harga Bahan Kebutuhan Pokok, yang ditujukan pada sangadi di wilayahnya.
Dalam surat itu tercantum salah satunya agar para sangadi mencatat dan mengumpulkan data/ dokumen mengenai bukti kenaikan harga yang tidak wajar. (Ind)