SULUT,DETOTABUAN.COM – Penduduk di Sulawesi Utara masuk dalam tiga besar paling bahagia di Indonesia dengan indeks kebahagiaan sebesar 73,69 persen setelah Maluku Utara (75,68) dan Maluku (73,77). Selain itu, Sulut juga meraih peringkat teratas daerah paling toleran dengan tingkat toleransi mencapai 5,90 persen.
Pencapaian positif itu tak terlepas dari peranan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sulut untuk mewujudkan kerukunan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
“Provinsi Sulawesi Utara meraih nomor tiga daerah paling bahagia. Ini adalah peranan dari ibu-ibu PKK nya,” kata Wakil Gubernur Drs Steven O.E. Kandouw pada Peringatan Hari kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-46 yang dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi dan Konsultasi TP PKK Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi yang digelar di Manado, Rabu (4/4/2018) kemarin.
Lanjut Kandouw, terciptanya kerukunan dan kebahagiaan masyarakat Sulut itu sejalan dengan peringatan HKG PKK kali ini yang memilih tema Kerukunan Dalam Keluarga dan Lingkungan untuk Mewujudkan Indonesia Damai.
“Saya sangat mengapresiasi tema peringatan HKG PKK tahun 2018 tentang pentingnya kerukunan dalam keluarga dan lingkungan. Ini sangat penting,” tandasnya.
Disamping itu, Kandouw juga mengajak Tim Penggerak PKK menjadi penggerak dalam upaya pelestarian lingkungan untuk mencegah kerusakan alam. Satu diantaranya melalui pencanangan Hari Anti Plastik untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
“Saat ini banjir bisa terjadi di semua wilayah. Ini menyadarkan kita untuk selalu memelihara lingkungan. Rencananya Bapak Gubernur pada bulan April ini akan mencanangkan Hari Anti Plastik di Sulawesi Utara,” bebernya.
Lebih jauh, Kandouw mengingatkan pentingnya koordinasi dan konsultasi yang dilakukan TP PKK Tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi.
“Koordinasi itu sangat penting. Tanpa adanya koordinasi maka pembangunan tidak akan berjalan optimal,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Ketua TP-PKK Sulut Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan saat membacakan sambutan Ketua Umum TP PKK Pusat Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengatakan, keluarga dan lingkungan menjadi benteng utama untuk terciptanya keamanan dan kedamaian di masyarakat sehingga membutuhkan peran Tim Penggerak PKK dan kader PKK dalam menjembatani peran setiap orangtua untuk membangun ketahanan dalam keluarga.
Hal tersebut menjadi penting, karena ketahanan dalam keluarga itu kunci keharmonisan dan kerukunan dalam setiap rumah tangga.
“Saya ingin mendorong agar seluruh tim penggerak dan kader PKK senantiasa memberikan contoh nyata dan keteladanan dalam ikut serta menciptakan kerukunan keluarga dan lingkungan sehingga bisa terwujudnya Indonesia yang aman nyaman tenteram dan damai,” tuturnya.
Disamping itu, menurut Ibu Rita, tema peringatan HKG PKK yang menyebutkan bahwa keluarga dan lingkungan jadi benteng utama terwujudnya masyarakat aman tentram dan damai adalah tepat karena tahun 2018 sampai tahun 2019 disebut sebagai tahun politik, seiring diadakannya Pilkada serentak di 171 daerah dan Pilpres pada tahun berikutnya.
“Yang penyelenggaranya diharapkan berlangsung damai. Saya juga ingin mengajak jajaran TP PKK untuk memberi bimbingan dan pembinaan pada kader-kader PKK termasuk kader Dasawisma. Karena pada mereka terletak fungsi kerja termasuk di dalamnya menciptakan lingkungan yang damai tersebut,” tandasnya.
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Sulut dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos menjelaskan sejarah singkat TP PKK di Indonesia.
Ibu Kartika menerangkan Gerakan PKK di masyarakat berawal dari kepedulian istri Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1967, yaitu Ibu Isriati Moedani, setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar.
Lanjut Ibu Kartika, pada awalnya program PKK adalah 10 segi pokok PKK. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melaui 10 Segi Pokok Keluarga dengan bentuk Tim Penggerak PKK di semua tingkatan, yang keanggotaan timnya secara relawan dan terdiri dari tokoh/pemuka masyarakat, para isteri kepala dinas/jawatan dan isteri kepala daerah sampai dengan tingkat desa dan kelurahan yang kegiatannya didukung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
“TP PKK merupakan motor penggerak bagi masyarakat yang tumbuh dari bawah melalui gerakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera,” ungkapnya.
Adapun pertemuan itu turut dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Daerah (DPMDD) Royke H. Mewoh serta pengurus TP PKK kabupaten dan kota se-Sulut.
(Sumber : Humas Pemprov Sulut)