BARU – BARU INI, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) mengusulkan kebijakan memulai sekolah pada pukul lima pagi (05.00 WITA).
Dikatakannya, untuk melatih siswa agar lebih disiplin dalam belajar. Kebijakan ini menimbulkan pertanyaan: apakah mulai sekolah pada pukul lima pagi merupakan solusi terbaik untuk mendorong kedisiplinan dan prestasi akademik siswa?
Saya pikir penting untuk mengevaluasi secara menyeluruh potensi konsekuensi dan kekurangan dari kebijakan semacam itu sebelum menerapkannya di sekolah.
Pertama dan terpenting, waktu mulai sekolah pukul lima pagi yang diusulkan mungkin berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan siswa.
Penelitian menunjukkan bahwa remaja membutuhkan setidaknya 8-10 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Padahal, untuk kesehatan optimal, anak usia 6-12 tahun sebaiknya tidur teratur 9-12 jam per 24 jam dan remaja usia 13-18 tahun sebaiknya tidur 8-10 jam per 24 jam.
Dengan demikian, memaksa siswa untuk bangun jam empat pagi atau lebih awal untuk mempersiapkan sekolah dapat menyebabkan kurang tidur. Hal ini menyebabkan konsekuensi serius seperti kesulitan berkonsentrasi, penurunan prestasi akademik, dan bahkan depresi.
Selain itu, dengan memulai sekolah pada pukul lima pagi, para guru mungkin harus bangun lebih awal untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tentu saja itu mempengaruhi kehidupan pribadi mereka. Padahal, guru memiliki berbagai tanggung jawab, antara lain menyiapkan bahan ajar, menilai tugas, dan menghadiri rapat. Tugas-tugas ini dapat menambah beban kerja mereka yang sudah berat, sehingga sulit untuk menjaga keseimbangan kerja.
Selain itu, pegawai
sekolah, seperti petugas kebersihan, dan staf administrasi, juga terpengaruh dengan jam masuk sekolah yang lebih awal. Mereka harus tiba di sekolah bahkan lebih awal dari guru dan siswa untuk memastikan bahwa semuanya sudah siap untuk hari sekolah. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan produktivitas, yang dapat berdampak pada keseluruhan fungsi sekolah.
Secara khusus, kebijakan memulai sekolah pada pukul lima pagi ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa, serta keseimbangan kehidupan kerja guru dan staf sekolah. Selain itu, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan akademik sangat kompleks dan beragam, dan tidak hanya melibatkan jumlah waktu yang tersedia untuk belajar tetapi juga kualitas pengajaran, motivasi siswa, dan dukungan keluarga.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan pendidikan untuk mengevaluasi setiap kebijakan dengan cermat, dengan mengutamakan kesejahteraan dan keberhasilan peserta didik.
Penulis : Muhammad Sultan Algi Fahri (Mahasiswa Manajemen pendidikan Islam STAIN Sultan Abdurrahman