TAK lama lagi 2017 Kontestasi Pemilukada Bolaang Mongondow dilaksanakan, tahapan kerja KPU sudah dimulai, dan tidak lama lagi Pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil akan digelar.para Pengamat, politisi, pemerhati, partai politik, Pers, Pendukung, Kandidat mulai adu Konsep terbaik, walau kadang agak ekstrim sikapi jago masing masing hingga bau Suku, Agama dan Ras (SARA) pun kadang bermunculan.
Banyak kandidat tampil sampaikan Kesiapan Maju, ada yang sudah sejak lama bergerak dan ada juga yg baru mulai bergerak. Namun kesemuanya punya bekal Visi MENUJU BOLAANG MONGONDOW YANG LEBIH BAIK DAN RAKYAT SEJAHTERA.
Pertanyaan muncul siapakah itu,…….Politisi, Birokrat, swasta, putra Mongondow atau yang lahir di Mongondow, dalam Kontestasi Pilkada SEMUA PUNYA HAK SAMA, Mencalonkan dan Dicalonkan, dipilih dan memilih, itulah Hak Kedaulatan yang dimiliki Kandidat.
Problemnya, Bolaang Mongondow saat ini berdasarkan bocoran Survey 70 Prosen Masyarakatnya PRAGMATIS,…..saya sempat bantah justifikasi Orang Mongondow Kental Dengan Politik Uang. Apa iya sih Masyarakat Mongondow sudah terkontaminasi terlalu jauh..? Bahkan, saya katakan TERLALU NAIF jika Masyarakat Mongondow bisa dibeli tuk pilih Pemimpin daerahnya.
Niccolò Machiavelli dalam bukunya katakan Politik Itu Kasar, Semua daya dan Upaya memenangkan seseorang jadi PEMIMPIN dengan Segala cara, teori Machiavelli, saya sangat tidak setuju paham ini, masyarakat Bolmong itu Religi, Adat BERSENDIKAN Agama, kultur kekeluargaan sangat kental, kenapa harus DIBELI ???……dan Rakyat Mongondow masih memiliki Hati Nurani dan Harga Diri.
Memang ada Stigma sebagian kecil masyarakat #ADA DO ADA SU# artinya Ada Doi Ada Suara, Naujubillaminzaliq,……Moga dijauhkan dari Stigma itu. Contoh kasus Kongkrit kenapa Boltim Bisa,……. Patahana SSL (Sehan Salim Landjar) mampu lakukan Proteksi Politik Uang, dan dia jadi Pemenang. Begitu juga Bolsel kenapa H2M bisa,….dan menang tanpa itu. Jawaban nya dikembalikan kepada Masyarakat Pemilih yang dikatakan PEMEGANG KEDAULATAN RAKYAT.
Politik Uang (Money Politik) memang KEJAHATAN SISTEMIK, selain merusak Tatanan OADATAN dan Keluarga, juga mengeliminasi PUTRA MONGONDOW tergusur dari Elit Politik Daerah juga Tergusur di daerahnya sendiri, Memang agak Primordial Mongondow Pilih Orang Mongondow, namun kembali pada rumusan Kepemimpinan bahwa tanggung jawab Pembangunan Daerah harus didorong Putra daerah menjadi Panutan dan Bobato kon daerahnya (melekat daerah Adat).
Pelaku Money Politik tidak Layak dan pantas untuk dipilih, Realitas terjadi karena Pemimpin membeli suara maka dia tidak punya tanggung jawab laksanakan Aspirasi Rakyat, dia berdalih #Hoeee… Dika Don menuntut, Sin Sinaluiku in Suaramu bo Harga Dirimu#.
Nah ini bahaya, pemimpin akan bekerja menumpuk Uang dan Kekuasaan setelah itu sebagai Patahana dia maju, Beli lagi suara, yo kaasik kita tolu tongak salalu MOYAPU KON DODOP bo manyasal tak naanda angoynya bui Pomiyaan.
Kesadaran Kolektif harus diwujudkan, Gerakan BMR BERSIH, Lawan Politik Uang harus berdiri tuk Berantas dan beri kesadaran, Masyarakat STOP JO Politik Uang, selain torang ndak punya Harga Diri, juga Merusak tatanan OADATAN yang selama ini kita junjung di Mongondow.
Memang Kesadaran Kolektif butuh waktu, dan kita harus bisa, dan memulai Gerakan Moral ini, tentu diawali dati DIRI SENDIRI, lingkungan Keluarga kita, sudara kita, dan masyarakat kita.
Terkembali pada kita semua, Masyarakat Adat, parah Tokoh, para Pemimpin, Generasi Muda, LSM, Pers, Pengusaha, Pemerhati, Stakeholders Potensi BMR harus miliki VISI sama BERANTAS POLITIK UANG, bagi yang lakukan sangsi adat bisa diterapkan # KINODOI# baik pada tataran Dusun, lingkungan, desa harus diwujudkan.
Peran Sangadi sangat penting, beliau setiap hajatan harus Pidatokan Politik Uang adalah KEJAHATAN Sistemik, dan bagi pelakunya TIDAK LAYAK DIPILIH DAN DIBERI AMANAH PIMPIN DAERAH Bolaang Mongondow Tercinta ini.
(Oleh : M. Firasat Mokodompit, SE)
# Met Idhul Adha, Minal Aidhin Walfaizin#
