Pekik Kemerdekaan vs Pekik Keprihatinan

oleh -784 Dilihat
oleh
Pekik Kemerdekaan vs Pekik Keprihatinan
Pemukulan terhadap Jurnalis di Medan
Tetap bangga dan tidak takut menjalankan profesi kami sebagai Jurnalis.
Meskipun;
Tanganmu yang kokoh karena terbiasa mengangkat senjata itu, merampas kamera dan id card  sebagai perlengkapan alat tugas kami.

Meskipun,
Kakimu yang terbungkus dengan sepatu lars yang keras untuk menginjak injak tanah, pada akhirnya kau hentakkan pada bagian tubuh kami tanpa perisai, sehingga tulang leher patah.

Meskipun;
Kepalan tanganmu yang kuat menangkap musuh, kau remaskan pada pakaian kami untuk dipaksa jalan kodok ala menangkap penjahat.

Meskipun;
Pengaruhmu melakukan intimidasi, terhadap musuh negara, kau lakukan pada tim dokter dan rumah sakit yang akan melakukan visum pada korban.

Kami tetap bangga dengan profesi kami dan tidak takut.

Kami tetap bangga akan Merah Putih karena 71 tahun sudah bangsa ini merdeka.

Namun disaat kami memekikkan kata “MERDEKA!” Kami tersadar bahwa ada 2 rekan kami di Medan Sumatera Utara sana, sedang merintih kesakitan dirumah sakit tak bisa pekikkan kata “MERDEKA” akibat peristiwa yang terjadi Senin (15/8).

Andri Syafrin, jurnalis MNC Tv dan Aray Agus Jurnalis Tribun Medan. Meliput sengketa lahan antara warga dan TNI AU di Jln SMA 2 Medan, Sumut berujung penganiayaan oleh oknum TNI AU.

Wahai Sang Jendral, apakah kami jurnalis tanpa senjata, yang menjadi musuh anak buahmu..??

(Belum) Merdekaaaa!!!!!!

Salam Keprihatinan. Mendukung penuh aksi kawan kawan di Medan Sumatera Utara.

Ketua;
Amanda Komaling

Plt Sekretaris;
Marwan Dias

Rekan rekan sejawat di IJTI Sulawesi Utara.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.