BOLMONG,DETOTABUAN.COM– Melihat potensi besar tanaman umbi porang untuk mensejahterakan masyarakat. Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Soepredjo Mokoagow melirik tanaman ini untuk dikembangkan di daerah.
“Tanaman ini sering dianggap sebelah mata, tapi punya nilai ekonomis tinggi,” kata bupati dia belum lama ini.
Dijelaskan, iklim Bolmong sangat cocok untuk tanaman tersebut. Tanah di Bolmong juga subur hingga menunjang pertumbuhan umbi porang. “Untuk itu saya mengajak petani untuk mengembangkan tanaman ini,” ujar dia.
Ditambahkan, sejumlah investor tertarik mengembangkan Porang di Kabupaten Bolmong.
Diketahui, tanaman porang tengah jadi perbincangan. Dahulu, tanaman jenis umbi-umbian ini hampir tak dilirik untuk dibudidaya. Bahkan di beberapa daerah, porang sering dianggap sebagai makanan ular.
Umbi dari porang banyak dicari di pasaran luar negeri, seperti Jepang dan Korea. Tepung umbinya dipakai sebagai bahan baku kosmetik dan obat.
Di Madiun, semenjak dibudidayakan petani dari tahun 1970-an, porang menjadi komoditas tanaman perkebunan yang menjanjikan bagi petani setempat.
Harga porang iris kering yang terus melonjak dari tahun ke tahun menjadikan banyak petani yang banting setir menanam porang.
Hampir semua hasil umbi porang di Madiun diekspor sebagai bahan baku ramen atau mi tradisional Jepang, serta untuk bahan konyaku dan kosmetik.
Pendapatan yang diterima petani lebih besar bila bisa memberikan nilai tambah pada umbi porang. Caranya dengan mengolah jadi chips (irisan tipis) atau tepung.
Chips porang dihargai hingga Rp 27.000 per kg dan tepung porang dihargai hingga Rp 600.000 per kg. Petani porang di Madiun pun menerima bantuan tiga alat pengolah porang jadi chips dari pemerintah pusat. (Ind)