26 Tahun Cherish dan Mokoagow-nya

oleh -261 Dilihat
oleh
Cherish Harriette Mokoagow, BA. MBA

DETOTABUAN-Hari ini Cherish Herriete Mokogow genap usia 26 tahun. Wanita berparas cantik berdarah Mongondow ini adalah generasi muda melenial, yang menjadi salah satu perwakilan representatif kaum muda di Sulawesi Utara pada tingkat nasional.

CHM, begitu khalayak ramai mengenalnya. Terlahir sebagai seorang anak semata wayang, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan anak tunggal. Orang kemudian bertanya kenapa ada klan Mokoagow yang melekat di belakang nama Cherish. Bagi yang belajar sosiologi pasti tahu jawabannya–bahwa masyarakat Indonesia mengenal tiga bentuk klan utama. Yaitu: klan atas garis keturunan ayah (Patrilinial), klan atas garis keturunan ibu (Matrilinial), dan ada klan atas garis keturunan ayah maupun ibu (parental).

Klan Mokoagow tercatat secara historis sebagai salah satu marga asli dalam struktur sosial Mongondow (Kerajaan dan Kekeluargaannya). Adapun Cherish secara matrilinial adalah klan Mokoagow dari pihak Ibunya yang bernama Suryani Soepredjo Binti Martha Mokoagow (Ibu Kandung juga dari Bupati Bolaang Monngondow Yasti Soepredjo Mokoagow, pen) Bin Elisa Mokoagow Bin Maru Mokoagow (asal desa Tabang). Dan jika ditelurusi nasabnya maka, akan sampai ke Raja Loloda Mokoagow.

Adapun istri dari Maru Mokoagow adalah Monge Gonibala, anak dari Kolindatu Gonibala seorang pemuka agama dan pemangku adat berasal dari Matali. Kemudian keluarga ini pergi bermukim di desa Dumagin (Bolaang Mongondow Selatan) dengan tiga anak yang bernama: Sinontak Mokoagow (menikah dengan Abo Komansilan dari Kopandakan, memperoleh anak Halima Komansilan dan dipersunting oleh Nanut Potabuga dari Inobonto). Angkia Mokoagow (menikah dengan Uwaka Bonde dari Doloduo). Dan Elisa Mokoagow (Kakek Bupati Bolmong yang dikenal juga dengan nama Tompoding menikah dengan klan Bulu-Manggopa).

Dari keluarga inilah terbentuk keluarga besar yang tersebar di daratan Dumoga, Pantura (Wilayah Bolaang Mongondow bagian utara) dan Bolaang Mongodnow Selatan. Hal ini perlu disampaikan kepada semua masyarakat bahwa klan Mokoagow yang melekat pada nama Cherish, adalah berdasarkan matrilinial.

Sejak lahir pada tanggal 14 September 1995, Cherish langsung diasuh dan dijadikan anak angkat oleh Yasti Soepredjo Mokoagow. Cherish kemudian tumbuh dan besar dibawah asuhan dua orang tua hebat, Yasti Soepredjo Mokoagow dan Ibunda tercinta Suryani Soepredjo. Proses bersosialisasi primer dan sekunder telah dijalaninya dengan sempurna.

Sewaktu kecil Cherish, pernah tinggal dan menghirup atmosfer desa Doloduo yang ketika itu sedang tren dengan pertarungan-pertarungan ala saur sepuh akibat dari adanya perebutan pertambangan lokasi emas. Dan bisa jadi karena sempat merasakan hawa di medan pertarungan bersama paman-pamannya, termasuk bapak Mohamad Wongso kala itu, telah ikut pula membentuk mental keberanian Cherish untuk tampil bertarung di arena yang lebih luas. Namun dengan model pertarungan dari ala tradisional ke pertarungan politik intelektual milenial.

Di sekolah Cherish, adalah anak paling cerdas. Ia cepat sekali menghafal. Jenius dalam semua mata pelajaran terutama bahasa asing, sehingga sering mendapatkan nilai tinggi. Cherish juga punya kebiasaan membaca buku. Kegemarannya ini membuat pikirannya tajam, terserap dalam logika-logikanya paling dasar. Kecerdasan Cherish, membuat guru-gurunya mensponsori kepergiannya untuk mengikuti pertukaran pelajar dengan mengikuti studi Strata Satu (S1) di Northumbria University Newcastle dengan gelar BA (Bachelor of Arts) in Mass Communication dan melanjutkan Strata Dua (S2) Conventry University London dengan gelar MBA (Master of Business Administration).

Meskipun lama tinggal di luar negeri, Cherish tetap tampil biasa saja namun, penuh kharismatik. Senyuman yang manis dan tutur katanya yang santun sebagaimana umumnya perempuan Indonesia menjadikan ia mudah akrab dengan semua kalangan. Sehingga karakter itulah yang turut membuatnya banyak menuai simpati. Usai menyelesaikan studi diluar negeri, Cherish kembali ke tanah air dan mengawali karirnya di dunia usaha, sekaligus sebagai salah satu reporter pada media Cable News Network (CNN) Indonesia.

Bertarung Menjadi Senator

Karir politik Cherish tak pernah terduga sebelumnya. Ia sama sekali tak berambisi menjadi Anggota DPD RI namun, takdir politik telah berkata lain. Pengusaha muda ini sukses meniti karier menuju Senayan lewat Dapil Sulut dengan perolehan suara terting dengan presentase 180.224 suara. Hal boleh dibilang cukup cemerlang sebab langsung menyaingi para seniornya.

Di usianya yang masih muda Cherish, menjadi inspirasi generasi melinial abad 21. Berani turun di kanca politik nasional dan mampu membuktikan dan meyakinkan publik Sulut. “Visi dan misi saya maju sebagai calon Senator adalah untuk mewujudkan Sulut Maju, dengan memperhatikan perubahan paradigma pembangunan, Sumber Daya Manusia dari tingkat provinsi hingga Kabupaten/kota. Mengimbangi isu-isu strategis serta kondisi yang akan dihadapi Sulut lewat pengawasan Perda yang pro rakyat. Sehingga masyarakat cerdas secara inteleketual serta terus mengembangkan kompetensi hingga mampu menciptakan kreatifitas dan Inovasi yang hebat.” Kata Cherish.

Sinopsis istri dari Anggit Nasotion ini, telah menjadi bahan kekaguman tersendiri dibanyak generasi muda saat ini sekaligus mengabarkan kepada Indonesia tentang Bolaang Mongondow Raya yang berdentam-dentam menginginkan perubahan; mengawal keadilan anggaran dan pembangunan di tanah Totabuan dan bumi nyiur melambai. Akhirnya saya ucapkan selamat Ulang Tahun yang ke 26 buat Sang senator Muda, Bendahara Umum KNPI Bolmong. Semoga Tuhan selalu menyertai perjuanganmu untuk masyarakat Bolaang Mongondow Raya dan umumnya masyarakat Sulawesi Utara.

Penulis : Abdusalam Bonde

(*)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

No More Posts Available.

No more pages to load.