BOLMONG,DETOTABUAN.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongomdow (Bolmong) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) terus melakukan upaya pencegahan terjadinya tindakan kekerasan pada perempuan dan anak.
Buktinya, berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan dengan tujuan membangun karakter dan kesadaran untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak terus dilakukan.
Jumat, (22/10/2021), Pemkab Bolmong menggelar pelatihan yang melibatkan siswa SMU dan SMK dalam bentuk forum siswa se-Bolmong serta guru, di cafe Transit Kelurahan Inobonto Satu.
Kegiatan itu dibuka langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Bolmong Tahlis Gallang. Dia mengatakan, DP3A sangat intens sekali melaksanakan kegiatan sosialisasi seperti ini di Bolmong. Kenapa begitu, karena kita secara nasional punya tujuan yang sangat baik sekali dan besar. “Iya, tujuannya bukan untuk saya dan Kadis P3A Farida Mooduto, tapi untuk adik – adik semua,” kata Sekda.
Sekda menjelaskan, maksud dalam pelatihan ini, untuk menciptakan dan mewujudkan Indonesia emas ditahun 2045. Maka 24 tahun yang akan datang yang akan nanti memimpin Bolmong kedepan adalah adik – adik semua ini.
Atas dasar itu, Sekda mengungkapkan, DP3A Bolmong banyak sekali melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap anak – anak seperti ini. Sebab jika tidak dilaksanakan kegiatan seperti ini tidak dibina, tidak dilindungi, tidak diayomi, tidak diarahkan. Tentu sangat dikhawatirkan kedepannya anak – anak kita ketika pada tahun 2045 nanti.
“Saya pastikan kalo begitu tidak ada yang bisa diandalkan untuk menjadi pimpinan Sehingga itu mulai dari saat ini tugas pemerintah untuk dilindungi dan diarahkan. Terutama tindak kekerasan pada anak,” ujar Sekda.
Lebih lanjut, sekda menuturkan untuk saat ini para siswa banyak mengeluhkan tentang kegiatan belajar mengajar disekolah yang melalui daring. Ada yang diungkapkan melalui orang tuanya dan melalui media sosial. Apalagi saat ini anak – anak banyak yang sudah gunakann handphone Android.
“Jadi ada keluhan dalam bentuk tiktok dan lain sebagainya. Keluhannya kenapa kami tidak sekolah hanya daring – daring terus,” kata Sekda dalam sambutannya.
Alasan kenapa tidak menginginkan adik – adik sekolah. Kata Sekda, saat ini Indonesia dalam kondisi pandemi Covid-19. “Bila dipaksakan adik – adik masuk sekolah dalam kondisi saat ini dan terpapar Covid-19. Maka itu salah satu bentuk kekerasan terhadap anak,” terang Sekda.
Untuk itu, paling utama dengan kondisi pandemi saat ini anak – anak diharapkan dapat belajar dirumah melalui bimbingan orang tua. “Saya harapkan anak – anak dapat memperhatikan dan mengikuti pelatihan yang akan disampaikan oleh narasumber nanti,” tambah Sekda.
Sementara itu, Kadis P3A Farida Mooduto mengaku sangat intens sekali melaksanakan kegiatan pelatihan seperti ini. “Berkat dukungan pimpinan kegiatan ini berjalan dengan baik,” singkatnya. (Ind)