Oleh: Moh. Zulkifli Paputungan, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Sultan Amai Gorontalo
I. Pendahuluan
Tahun 2025 menandai puncak dari transformasi digital yang telah berlangsung pesat di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Pendidikan Bahasa Arab, sebagai bagian integral dari sistem pendidikan Islam di Indonesia, menghadapi tantangan dan peluang besar dalam menghadapi era digital ini. Di Gorontalo, sebagai salah satu daerah yang sedang berkembang, dinamika ini memiliki dampak yang signifikan terhadap cara kita mengajar dan belajar Bahasa Arab.
II. Era 2025: Transformasi Teknologi dalam Pendidikan
Era 2025 dapat disebut sebagai Era Transformasi Digital atau Era Kecerdasan Buatan dan Otomatisasi. Perkembangan teknologi pada tahun 2025 diperkirakan akan semakin terfokus pada beberapa area berikut:
1. Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin: AI dan pembelajaran mesin akan semakin berkembang, memengaruhi berbagai sektor, dari kesehatan hingga otomotif, dengan kemampuan untuk membuat keputusan otomatis, analisis data yang lebih cerdas, dan interaksi manusia-komputer yang lebih natural.
2. Internet of Things (IoT) dan 5G: Jaringan 5G dan IoT akan terhubung lebih banyak perangkat dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan efisiensi dan memungkinkan komunikasi lebih cepat dan lebih handal, memengaruhi sektor seperti transportasi, kesehatan, dan manufaktur.
3. Otomatisasi dan Robotika: Dengan kemajuan dalam robotika dan otomatisasi, banyak pekerjaan manusia akan digantikan oleh mesin yang lebih pintar dan otonom, membawa perubahan besar dalam industri manufaktur, pertanian, hingga layanan pelanggan.
4. Teknologi Blockchain: Blockchain akan semakin diadopsi dalam berbagai sektor, seperti finansial, logistik, dan keamanan digital, memberikan solusi yang lebih transparan dan aman untuk transaksi dan data.
5. Metaverse dan Realitas Virtual/Augmented Reality (VR/AR): Metaverse dan teknologi VR/AR akan mulai menjadi lebih mainstream, menciptakan pengalaman dunia digital yang lebih imersif, dari hiburan hingga pertemuan bisnis.
III. Pembelajaran Bahasa Arab di Era Digital
Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia, termasuk di Gorontalo, harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Hasibuan (2025), kurikulum Bahasa Arab di Indonesia telah mengalami pergeseran paradigma, dari pendekatan gramatikal menuju pendekatan komunikatif dan kontekstual.
Inovasi kurikulum terkini seperti implementasi Merdeka Belajar, pemanfaatan teknologi digital, dan pendekatan berbasis proyek menjadi bukti konkret dari transformasi kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan abad ke-21 (Jurnal P4I).
Di Gorontalo, IAIN Sultan Amai Gorontalo telah mengambil langkah-langkah konkret dalam mengimplementasikan pembelajaran Bahasa Arab berbasis teknologi. Program seperti Mukhayyam Arabi dan pembelajaran sore merupakan contoh nyata dari upaya ini (pba-fitk.iaingorontalo.ac.id). Selain itu, pendampingan proposal skripsi bagi mahasiswa penerima KIP-K (Bidik Misi) juga menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kualitas akademik mahasiswa.
IV. Tantangan dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Digital
Meskipun terdapat berbagai peluang, pembelajaran Bahasa Arab di era digital juga menghadapi tantangan, terutama di daerah seperti Gorontalo. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
1. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi: Akses internet yang terbatas dan kurangnya perangkat teknologi menjadi hambatan utama dalam implementasi pembelajaran berbasis digital.
2. Literasi Digital yang Rendah di Kalangan Guru: Sebagian besar guru Bahasa Arab di Gorontalo belum memiliki keterampilan digital yang memadai, sehingga kesulitan dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran (jurnal.qolamuna.id).
3. Kesenjangan Digital antara Daerah Perkotaan dan Pedesaan: Perbedaan akses terhadap teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan menyebabkan ketimpangan dalam kualitas pembelajaran.
V. Peluang dan Strategi Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab
Untuk mengatasi tantangan tersebut dan memanfaatkan peluang yang ada, beberapa strategi dapat diterapkan:
1. Pelatihan Literasi Digital bagi Guru: Penting untuk mengadakan pelatihan rutin bagi guru Bahasa Arab agar mereka memiliki keterampilan digital yang memadai dalam mengajar.
2. Pengembangan Infrastruktur Teknologi: Pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama dalam menyediakan akses internet dan perangkat teknologi yang memadai, terutama di daerah terpencil.
3. Integrasi Teknologi dalam Kurikulum: Kurikulum Bahasa Arab harus mengakomodasi penggunaan teknologi, seperti aplikasi pembelajaran bahasa dan platform daring, untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran (pba.tarbiyah.radenintan.ac.id).
4. Kolaborasi antara Lembaga Pendidikan dan Industri Teknologi: Kerja sama dengan perusahaan teknologi dapat membantu dalam pengembangan materi ajar berbasis teknologi dan penyediaan platform pembelajaran yang inovatif.
VI. Penutup
Era 2025 merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia, khususnya di Gorontalo. Dengan adaptasi yang tepat terhadap perkembangan teknologi, pembelajaran Bahasa Arab dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan menarik bagi siswa. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran Bahasa Arab yang berkualitas di era digital ini.







